BAB I
PENDAHULUAN
Dalam
dunia olahraga, dikenal banyak sekali cabang olahraga, antara
lain adalah atletik, permainan, senam dan beladiri. Dari keempat cabang
olahraga tersebut, atletik mempunyai peranan penting, karena
gerakan-gerakannya merupakan gerakan dasar bagi cabang olahraga lainnya.
Atletik menurut Aip Syarifuddin (1992 :2) berasal dari bahasa Yunani,
yaitu Athlon yang artinya pertandingan, perlombaan,
pergulatan atau perjuangan, sedangkan orang yang melakukannya
dinamakan Athleta (Atlet). Dengan demikian dapatlah dikemukakan, bahwa
atetik adalah salah satu cabang yang dipertandingkan atau diperlombakan
yang meliputi atas nomor-nomor jalan, lari, lompat dan lempar.
Atletik
merupakan dasar untuk melakukan bentuk-bentuk
gerakan yang terdapat didalam cabang olahraga yang lainnya. Dengan
mengikuti kegiatan latihan atletik, akan dapat diperoleh berbagai
pengalaman yang sangat berguna dan bermanfaat bagi kehidupan, karena didalam
melakukan kegiatan atletik akan dilatih kekuatan, kecepatan, kelentukan,
kelincahan, ketepatan, daya tekan, koordinasi gerak, keuletan, kedisiplinan dan
percaya diri serta bertanggung jawab (Aip Syarifuddin dan Muhadi, 1992/1993 :
60).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lompat Tinggi
Lompat tinggi
merupakan olahraga yang menguji ketrampilan meompat dengan melewat tiang
mistar. Lompat tinggi adalah salah satu cabang dari atletik. Tujuan olahraga
ini untuk memperoleh lompatan setinggi-tingginya saat melewati mistar tersebut
dengan ketinggian tertentu.Tinggi tiang mistar yang harus dilewati atlet
minimal 2,5 meter, sedangkan panjang mistar minimal 3,15 meter. Lompat tinggi
dilakukan di arena lapangan atletik. Lompat tinggi dilakukan tanpa bantun alat.
Dalam
pertandingan, mistar akan dinaikkan setelah peserta berhasil melewati
ketinggian mistar. Peserta mestilah melonjak dengan sebelah kaki Peserta boleh
mulai melompat di mana-mana ketinggian permulaan yang disukainya Sesuatu
lompatan akan dikira batal jika peserta menyentuh palang dan tidak melompat.
Menjatuhkan palang semasa membuat lompatan atau menyentuh kawasan mendarat
apabila tidak berjaya melompat Peserta yang gagal melompat melintasi palang
sebanyak tiga kali bertutrut-turut (tanpa di ambil kira di aras mana kegagalan
itu berlaku) akan terkeluar daripada pertandinga Seseorang peserta berhak
meneruskan lompatan (walaupun semua peserta lain gagal) sehingga dia tidak
dapat menuruskannya lagi mengikut peraturan Ketinggian lompatan di ukur secara
menegak dari aras tanah hingga bahagian tengah disebelah atas padang.Setiap
peserta akan diberi peluang sebanyak tiga kali untuk melakukan lompatan. Jika
peserta tidak berhasil melewati mistar sebanyak tiga kali berturut-turut, dia
dinyatakan gagal. Untuk menentukan kemenangan, para peserta harus berusaha
melompat setinggi mungkin yang dapat dilakukan. Pemenang ditentukan dengan
lompatan tertinggi yang dilewati.
B. Sejarah LompatTinggi
Meskipun event
lompat tinggi diikut sertakan dalam kompetisi pada ollmpiade kuno, kompetisi
lompat tinggi tercatat berlangsung pada awal abad ke-19 tepatnya di Skotlandia
dengan ketinggian 1,68 meter. Pada masa itu peserta menggunakan metode
pendekatan langsung atau teknik gunting.Lompat tinggi tidak dilakukan secara
sembarangan. Ada gaya-gaya tertentu yang harus dikuasai agar peserta terhindar
dari kecelakaan.
Pada abad ke
-19 peserta lompat tinggi mendarat dan jatuh diatas tanah yang berumput dengan
gaya gunting, yaitu dengan cara membelakangi . Gaya ini ternyata banyak
mengakibatkan cedera bagi para peserta.Sementara kini, lompat tinggi dilakukan
dengan mendarat di atas matras sehingga kecelakaan dapat di minimalisir.
Atlet lompat tinggi sekarang banyak menggunakan teknik fosbury flop.
C. Sarana dan Prasarana
1. Untuk Awalan
a) Daerah awalan
panjangnya tidak terbatas minimum 15 m
b) Daerah tumpuan
harus datar dan tingkat kemiringanya 1 : 100
2. Tiang Lompat
Tiang lompat harus kuat dan
kukuh,dapat terbuat dari apa saja asal kuat dan kukuh.jarak kedua tiang
tersebut adalah 3,98 – 4,02 m.
3. Bilah Lompat
Terbuat dari kayu,metal atau
bahan lain yang sesuai dengan :
a) Panjang
mistar lompat 3,98 – 4,02 m dan berat maksimal mistar adalah 2,00 kg
b) Garis
tengah mistar antara 2,50 – 3,00 m, dengan penampang mistar terbentuk bulat dan
permukaannya harus datar dengan ukuran 3cm x 15 cm x 20 cm
c) Lebar
penopang bilah 4 cm dan panjang 6 cm
4. Tempat
Pendaratan
Tempat pendaratan tidak
boleh kurang dari 3 x 5 m yang terbuat dari busa dengan ketinggian 60 cm dan di
atasnya ditutupi oleh matras yang tebalnya 10 – 20 cm.
D. Macam-Macam Gaya Dalam Lompat
Tingg
1. Gaya Gunting (Scissors)
Gaya gunting ini beleh
dikatakan gaya Swenney, sebab pada waktu sebelumnya (yang lalu) masih digunakan
gaya jongkok.Terjadi pada tahun 1880 – permulaan abad ke 20. maka antara tahun
1896 swenny mengubahnya dari gaya jongkok itu menjadi gaya gunting. Karena gaya
jongkok kurang ekonomis.
Cara melakukan:
· Si
pelompat mengambil awalan dari tengah
· Bila
si pelompat pada saat akan melompat, memakai tumpuan kaki kiri (bila ayunan
kaki kanan), maka ia mendart (jatuh) dengan kaki lagi.Ø
· Di
udara badan berputar ke kanan, mendarat dengan kaki kiri, badan menghadap
kembali ke tempat awalan tadi.
2. gaya guling sisi (Western
Roll)
Pada gaya ini sama dengan
gaya gunting, yaitu tumpuan kaki kiri jatuh kaki kiri lagi dan bila kaki kanan
jatuhnyapun kaki kanan hanya beda awalan, bdari tengah tapi dari samping.
3. Gaya Straddle
Saat di atas
mistar posisi badan telungkup atau mistar dekat perut Pelompat mengambil awalan
dari samping antara 3, 5, 7, 9 langkah Tergantung ketinggian yang penting saat
mengambil awalan langkahnya ganjil.
Menumpu pada
kaki kiri atau kanan, maka ayunan kaki kiri/ kanan kedepan. Setelah kaki ayun
itu melewati mistar cepat badan dibalikkan, hingga sikap badan diatas mistar
telungkap. Pantat usahakan lebih tinggi dari kepala, jadi kepala nunduk. Pada
waktu mendarat atau jatuh yang pertama kali kena adalah kaki kanan dan tangan
kanan bila tumpuan menggunakan kaki kiri, lalu bergulingnya yaitu menyusur
punggung tangan dan berakhir pada bahu.
4. .Gaya Fosbury Flop
Posisi badan saat di atas mistar adalah terlentang atau mistar
dekat punggung.Mendarat dengan punggung dengan di awali lompatan membelakangi
mistar berlari dari samping
Hal – hal yang perlu
diperhatikan :
1. Lari
awalan yang terlalu cepat
2. Meluruskan
kaki penolak terlalu jauh kedepan.
3. Gerak
kombinasi kaki yang tidak sempurna.
4. Badan
condong mendekati mistar.
5. Posisi
tangan pada mistar terlalu tinggi.
6. Melewati
mistar dalam posisi duduk.
7. Membuat
lengkung badan terlalu awal.
8. Gerak
terlambat dari gaerk angkat kaki akhir.
Hal – hal yang harus di
utamakan :
1. Lari
awalan dengan kecepatan yang terkontrol.
2. Hindari
kecondongan tubuh kebelakang terlalu banyak.
3. Capailah
gerakan yang cepat pada saat bertolak dan mendekati mistar.
4. Usahakan
angkat vertikan pada saat take off/pada saat kaki bertolak meninggalkan tanah.
5. Doronnglah
bahu dan lengan keatas pada saat take off.
6. Lengkungkan
punggung di atas mistar.
7. Usahakan
mengangkat yang sempurna dengan putaran kedalm dari lutut kaki ayun (bebas).
8. Angkat
kemudian luruskan kaki segera sesudah membuat lengkung
E. Peraturan dan Tatacara
Perlombaan Lompat Tinggi
Sebelum
perlombaan dimulai, ketua Judge/ Juri harus mengumumkan kepada segenap peserta
lomba tentang tinggi mistar permulaan dan tinggi berikutnya, berapa mistar
lompat akan dinaikkan pada akhir tiap babak/ ronde, sampai tinggal hanya ada
satu orang atlet peserta lomba yang tersisa yang tersisa yang memenangkan
perlombaan, atau terjadi hasil sama untuk kedudukan pertama.
· Latihan
pemanasan pada Arena Perlombaan
Pada arena
perlombaan dan sebelum dimulai event lomba, tiap peserta lomba boleh melakukan
latihan praktik lomba ( practice trials )
Sekali
perlombaan telah dimulai, peserta lomba tidak diizinkan untuk menggunakan
sarana dan prasarana untuk maksud-maksud latihan, meliputi:
Jalur
ancang-ancang/awalanatau area bertolak atau bertumpu.
F. Peralatan
Tiang lompat.
Semua bentuk dan model tiang lompat dapat digunakan, asalkan mereka itu kaku
dan kekar. Tiang itu mempunyai penopang yang kokoh untuk mistar lompat. Tiang
lompat ini haruslah cukup tinggi untuk melebihi tinggi sebenarnya terhadap mana
kistar lompat dinaikkan dengan minimum 10 cm. Jarak antara tiang lompat harus
tidak kurang dari 4 meter juga tidak melebihi dari 4,04 meter.
Tiang lompat
atau tiang harus tidak dipindah atau tidak dirubah selama perlombaan
berlangsung kecuali jika wasit memfikirkan bahwa apakah tempat bertumpu atau
bertolak ataukah tempat pendaratan tidak sesuai lagi. Dalam hal ini perubahan
harus dilakukan hanya setelah satu ronde atau babak setelah lengkap selesai
dilakukan.Penopang dan mistar. Penopang ini harus datar dan segi empat, 4 cm
lebar x 6 cm panjang. Ini harus terpasang kokoh pada tiang lompat dan
diletakkan saling berhadapan. Ujung mistar lompat harus duduk atau terletak
diatas penopang sedemikian rupa, sehingga bila mistar disentuh oleh pelompat
ini dengan mudah akan jatuh ketanah baik kedepan maupun kebelakang.Penopang
tidak boleh dibungkus dengan karet atau dengan bahan lain yang memiliki efek
menambah friksi atau geseran antara mereka dengan permukaan mistar lompat, juga
tidak dibenarkan memakai per atau pegas apapun.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lompat Tinggi
adalah salah satu keterampilan untuk melewati mistar yang berada di kedua
tiangnya. Ketinggian lompatan yang dicapai oleh seorang pelompat tergantung
dari kemampuan dan persiapan bertanding dari masing-masing atlet. adapun gaya
straddle dimana ketiga badan melewati mistar dengan cepat diputar atau
dibalikkan, sehingga sikap badan di mistar telengkup. Tujuan dari lompat tinggi
agar dapat mencapai lompatan yang setinggi – tingginya. Pada lompat tinggi sama
halnya dengan lompat jauh, yaitu memerlukan :
Awalan
biasanya ancang – ancang itu di pergunakan 3 langkah, 5 langkah dan 7 langkah
dan sebagainya, serta langkah yang terakhir panjang dan berat badan dibelakang.
Macam-Macam Gaya Dalam
Lompat Tingg
1. Gaya Gunting (Scissors)
2. gaya guling sisi (Western
Roll)
3. Gaya Straddle
4. .Gaya Fosbury Flop
DAFTAR PUSTAKA
Aip
Syarifuddin. 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud.
Aip
Syarifuddin dan Muhadi. 1992/1993. Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan. Jakarta : Depdikbud.
Bernhard,
G. 1993. Atletik Prinsip Dasar Latihan Loncat Tinggi, Jauh,
Jangkit dan Loncat Galah. Terjemahan dari String Trainning voor.
Djeugd. Semarang : Dahara Prize.
Carr,
Gerry. 2000. Atletik (Edisi Terjemahan). Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
Depdikbud.
2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi SD dan MI. Jakarta:
Dharma Bhakti.
--------------.
1997. Kondisi Fisik Anak-anak Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud.
Depdiknas.
2000. Pedoman dan Modal Pelatihan Kesehatan Olah Raga Bagi
PelatihOlahragawan Pelajar. Jakarta.
Engkos,
Kosasih. 1985. Olahraga Tehnik dan Program Latihan. Jakarta.
Akademika Pressindo.
Harsono.
1982. Ilmu Coaching. Jakarta: KONI Pusat.
J.
Matakupan. 1996. TeoriBermain. Jakarta: Depdikbud
Tidak ada komentar:
Posting Komentar