MAKALAH ANAK 1
“CAMPAK ”
Di
susun oleh :
KELOMPOK 1
Kelas : 2B
AKADEMI
KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN SERANG
2014-2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Campak dalam
sejarah anak telah dikenal sebagai pembunuh terbesar, meskipun adanya vaksin
telah dikembangkan lebih dari 30 tahun yang lalu, virus campak ini menyerang 50
juta orang setiap tahun dan menyebabkan lebih dari 1 juta kematian. Insiden
terbanyak berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas penyakit campak
yaitu pada negara berkembang, meskipun masih mengenai beberapa negara maju
seperti Amerika Serikat.
Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan melalui serum darah pada 21 responden sebagai
kasus dan 21 responden sebagai responden control. Didapatkan hasil kadar
protein serum dengan nilai normal dan protein serum lebih. Hal ini menunjukkan
bahwa status gizi pada 42 responden tersebut baik. Keadaan ini dapat terjadi karena 80% responden berusia 6-14 tahun, yaitu
masa sekolah. Anak usia sekolah memiliki pola makan yang selalu ingin mencoba
jenis makanan baru, pemberian makanan dalam bentuk junk food baik di
rumah maupun di sekolah. Makanan tersebut banyak mengandung gula, garam, lemak
dan kolesterol, dan kebutuhan tinggi kalori pada anak memicu tingginya kadar
albumin serum ( Muscari, M,2001 ).
Campak adalah
salah satu penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi dan masih
masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini umumnya menyerang anak umur di
bawah lima tahun ( balita ) akan tetapi campak bisa menyerang semua umur.
Campak telah banyak diteliti, namun masih banyak terdapat perbedaan pendapat
dalam penanganannya. Imunisasi yang tepat pada
waktunya dan penanganan sedini mungkin akan mengurangi komplikasi penyakit ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI PENYAKIT
CAMPAK
Penyakit campak
dikenal juga dengan istilah morbili dalam bahasa latin dan measles
dalam bahasa inggris atau dikenal dengan sebutan gabagen (dalam
bahasa Jawa) atau kerumut (dalam bahasa Banjar) atau disebut juga
rubeola (nama ilmiah) merupakan suatu infeksi virus yang sangat
menular, yang di tandai dengan demam, lemas, batuk, konjungtivitas (peradangan
selaput ikat mata /konjungtiva) dan bintik merah di kulit (ruam kulit)
Ada beberapa
pengertian tentang campak menurut beberapa ahli, yaitu :
a. Campak atau morbili adalah
penyakit virus akut , menular yang di tandai dengan 3 stadium yaitu
stadium prodromal (kataral), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang di
manifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik (Ilmu Kesehatan
Anak Edisi 2, th 1991. FKUI ).
b. Morbili
adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan
gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam,
scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi (Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson,
EGC, 2000).
c. Campak
adalah penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara dari seseorang yang
terinfeksi ke orang lain yang rentan (Brunner & Suddart, vol 3, 2001).
B. ETIOLOGI
Campak, rubeola, atau measles adalah penyakit infeksi yang
sangat mudah menular atau infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kisaran 4
hari pertama sejak munculnya ruam. Campak disebabkan oleh paramiksovirus (
virus campak). Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut
maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease). Masa inkubasi adalah
10-14 hari sebelum gejala muncul.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi,
infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah
kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak
adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak mendapatkan
imunisasi - remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
C.PATOFISIOLOGI
Penularan
terjadi secara droplet dan kontak virus ini melalui saluran pernafasan dan
masuk ke system retikulo endothelial, berkembang biak dan selanjutnya menyebar
ke seluruh tubuh. Hal tersebut akan menimbulkan gejala pada saluran pernafasan,
saluran cerna, konjungtiva dan disusul dengan gejala patoknomi berupa bercak
koplik dan ruam kulit. Antibodi yang terbentuk berperan dalam timbulnya ruam
pada kulit dan netralisasi virus dalam sirkulasi. Mekanisme imunologi seluler
juga ikut berperan dalam eliminasi virus.
D.KLASIFIKASI CAMPAK
Pada
klasifikasi campak ini di kelompokan menjadi 3 yaitu :
1. campak dengan
komplikasi berat apabkla di temukan adanya tanda bahaya umum, terjadi kekeruhan
pada kornea mata, adanya luka pada
daerah mulut yang da;lam dan luas serta adanya tanda umum campakl seperti
adanya ruam kemerahan di kulit yan menyeluruh, adanya batuk, pilek atau mata
merah.
2. Klasifikasi
campak dengan komplikasi pada mata atau mulut apabila di temukan tandah mata
bernanah serta luka di mulut
3. Klasifikasi
campak apabila hanya tanda khas campak yang tidak di sertai tanda klasifikasi
di atas.
Klasifikasi
campak dapat di lakukan tindakan sebagai berikut apabila campak dijumpai dengan :
1.
komplikasi berat maka tindakanya adalah
pemberian fitamin A, antibiotik yang
sesuai, salep mata tetrasiklin atau kloramfenikol apabila di jumpai kekeruhan
pada kornea, pepberian parasetamol apabila di sertai demam tinggi ( 38,5
derajat cercius ), kemudian rujuk segera.
2.
campak di sertai komplikasi mata dan
mulut di tambahkan dengan pemberian gentian violet.
3.
apabila hanya campak saja tidak di
temukan penyakit atau komplikasi lain maka tindaklanya hanya di berikan vitamin
A.
Ø Komplikasi
Penyakit Campak
Adapun
komplikasi yang terjadi disebabkan oleh adanya penurunan daya tahan tubuh
secara umum sehingga mudah terjadi infeksi tumpangan. Hal yang tidak
diinginkan. adalah terjadinya komplikasi karena dapat mengakibatkan kematian
pada balita, keadaan inilah yang menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi
sekunder seperti : Otitis media akut, Ensefalitis, Bronchopneumonia, dan
Enteritis.
1. Bronchopneumonia
Bronchopneumonia
dapat terjadi apabila virus Campak menyerang epitel
saluran pernafasan sehingga terjadi peradangan disebut radang paru-paru atau Pneumonia.
Bronchopneumonia dapat disebabkan virus Campak sendiri atau oleh Pneumococcus,
Streptococcus, dan Staphylococcus yang menyerang epitel pada saluran
pernafasan maka Bronchopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi
yang masih muda, anak dengan kurang kalori protein.
2. Otitis Media
Akut
Otitis media
akut dapat disebabkan invasi virus Campak ke dalam telinga tengah. Gendang
telinga biasanya hyperemia pada fase prodormal dan stadium erupsi.
Jika terjadi invasi bakteri pada lapisan sel mukosa yang rusak karena invasi
virus terjadi otitis media purulenta.
3. Ensefalitis
Ensefalitis adalah komplikasi neurologic yang paling jarang terjadi, biasanya terjadi
pada hari ke 4 – 7 setelah terjadinya ruam. Kejadian ensefalitis sekitar 1 dalam 1.000 kasus Campak, dengan CFR
berkisar antara 30 – 40%. Terjadinya Ensefalitis dapat melalui mekanisme
imunologik maupun melalui invasi langsung virus Campak ke dalam ota
4. Enteritis
Enteritis terdapat pada beberapa anak
yang menderita Campak, penderita mengalami muntah mencret pada fase prodormal. Keadaan ini akibat invasi virus ke dalam sel mukosa usus.
E. MASA INKUBASI DAN DIAGNOSIS PENYAKIT CAMPAK
a)
Masa inkubasi
Masa tunas/
inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih 10 – 20 hari dan kemudian timbul
gejala-gejala yang di bagi dalam 3 stadium, yaitu :
1. Stadium Kataral atau
Prodromal
Biasanya
berlangsung 4-5 hari, ditandai dengan panas, lesu, batuk-batuk dan mata merah.
Pada akhir stadium, kadang-kadang timbul bercak Koplik`s (Koplik spot)
pada mukosa pipi/daerah mulut, tetapi gejala khas ini tidak selalu dijumpai.
Bercak Koplik ini berupa bercak putih kelabu, besarnya seujung jarum pentul
yang dikelilingi daerah kemerahan. Koplik spot ini menentukan suatu
diagnose pasti terhadap penyakit campak.
2. Stadium Erupsi
Batuk pilek
bertambah, suhu badan meningkat oleh karena panas tinggi, kadan-kadang anak
kejang-kejang, disusul timbulnya rash (bercak merah yang spesifik),
timbul setelah 3 – 7 hari demam. Rash timbul secara khusus yaitu mulai
timbul di daerah belakang telinga, tengkuk kemudian pipi, menjalar keseluruh muka, dan akhirnya ke badan. Timbul rasa
gatal dan muka bengkak
3. Stadium
Konvalensi atau penyembuhan
Erupsi (bercak-bercak) berkurang, meninggalkan bekas kecoklatan yang disebut hiperpigmentation,
tetapi lama-lama akan hilang sendiri. panas badan menurun sampai normal
bila tidak terjadi komplikasi.
b)
Diagnosis Penyakit Campak
Diagnosis dapat di tegakkan dengan : anamnese (berdasarkan riwayat timbulnya penyakit seperti adanya kontak
dengan penderita)yaitu :
1. Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi,mendadak) batuk
2. Pilek, harus dicurigai atau di diagnosis banding morbili (artinya
kemungkinan penyakit lain yang mirip campak, misal : german measles,eksentema subitum,infeksi virus lain).
3. Mata merah, mukopurulen, menambah kecurigaan.
4. Dapat disertai diare dan muntah.
5. Dapat disertai gejala perdarahan (pada kasus yang berat) :
6. Epitaksis, petekie, ekimosis.
7. Anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbili
8. (1 atau 2 minggu sebelumnya) dan belum pernah vaksinasi
9. Campak.
c)
Gejala Klinis
Meliputi pemeriksaan fisik
(physic diagnostic ) yaitu :
1. Pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin hanya demam (
biasanya tinggi ) dan tanda-tanda nasofaringitis dan konjungtivitis.
2. Pada umumnya anak tampak lemah
3. Koplik spot pada hari ke 2-3 panas ( akhir stadium kataral
)
4. Pada stadium erupsi timbul ruam ( rash ) yang khas : ruam makulopapular
yang munculnya mulai dari belakang telinga, mengikuti pertumbuhan rambut di dahi, muka dan
kemudian ke seluruh tubuh.
d)
Pemeriksaan Laboratorium
Meliputi :
1. Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni, Dimana jumlah
leukosit cenderung menurun disertai limfositosis relative.
2. Pemeriksaan serologic dengan cara hemaglutination inhibition test dan
complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam
1-3 hari setelah timbulnya ras dan puncaknya pada 2-4 minggu kemudian.
Ø Biakan Virus (
Mahal )
Isolasi dan
identifikasi virus : Swab nasofaring dan sampel darah yang diambil dari pasien
2-3 hari sebelum onset gejala sampai 1 hari setelah timbulnya ruam kulit
(terutama selama masa demam campak) merupakan sumber yang memadai untuk isolasi
virus. selama stadium prodromal, dapat terlihat sel raksasa berinti banyak
pada hapusan mukosa hidung.
F. CARA
PENULARAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT CAMPAK
Ø Cara Penularan
Cara penularan
penyakit ini adalah melalui droplet dan kontak, yakni karena menghirup Percikan
ludah (droplet) dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita morbili
atau campak. Artinya seseorang dapat tertular campak bila menghirup virus
morbili, bisa di tempat umum, di kendaraan atau dimana saja. Penderita
bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit
dan selama ruam kulit ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala
muncul.
Sebelum
vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3
tahun, terutama pada anak usia pra- sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang
pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit
ini. Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan
kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahirdari ibu yang telah kebal
(berlangsung selama 1 tahun).
Orang-orang yang rentan terhadap
campak adalah :
a.
Bayi berumur
lebih dari 1 tahun
b.
Bayi yang tidak
mendapatkan imunisasi
c.
Remaja dan dewasa
muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
G. CARA PENCEGAHAN
PENYAKIT CAMPAK
a. Pencegahan Primordial
Pencegahan
primordial dilakukan dalam mencegah munculnya factor predisposisi/ resiko
terhadap penyakit Campak. Sasaran dari pencegahan primordial adalah anak-anak
yang masih sehat dan belum memiliki resiko yang tinggi agar tidak memiliki
faktor resiko yang tinggi untuk penyakit Campak. Edukasi kepada orang tua
anak sangat penting peranannya dalam upaya pencegahan primordial.
Tindakan yang perlu dilakukan seperti penyuluhan mengenai pendidikan
kesehatan, konselling nutrisi dan penataan rumah yang baik.
b. Pencegahan Primer
Sasaran dari
pencegahan primer adalah orang-orang yang termasuk kelompok beresiko, yakni
anak yang belum terkena Campak, tetapi berpotensi untuk terkena penyakit
Campak. Pada pencegahan primer ini harus mengenal faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap terjadinya Campak dan upaya untuk mengeliminasi
faktor-faktor tersebut.
1.
Penyuluhan
Edukasi Campak
adalah pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan mengenai Campak. Disamping
kepada penderita Campak, edukasi juga diberikan kepada anggota keluarganya,
kelompok masyarakat beresiko tinggi dan pihak-pihak perencana kebijakan
kesehatan. Berbagai materi yang perlu diberikan kepada pasien campak adalah
definisi penyakit Campak, faktor-faktor yang berpengaruh pada timbulnya campak
dan upaya-upaya menekan campak, pengelolaan Campak secara umum, pencegahan dan
pengenalan komplikasi Campak
2.
Imunisasi
Di Indonesia
sampai saat ini pencegahan penyakit campak dilakukan dengan vaksinasi
Campak secara rutin yaitu diberikan pada bayi berumur 9 – 15 bulan. Vaksin yang
digunakan adalah Schwarz vaccine yaitu vaksin hidup yang dioleh
menjadi lemah. Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml. vaksin
campak tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan TBC yang tidak
diobati, penderita leukemia. Vaksin Campak
dapat diberikan sebagai vaksin monovalen atau polivalen yaitu vaksin measles-mumps-rubella
(MMR). vaksin monovalen diberikan pada bayi usia 9 bulan,
sedangkan vaksin polivalen diberikan pada anak usia 15 bulan.
Penting diperhatikan penyimpanan dan transportasi vaksin harus pada temperature
antara 2ºC - 8ºC atau ± 4ºC, vaksin tersebut harus dihindarkan dari sinar
matahari. Mudah rusak oleh zat pengawet atau bahan kimia dan setelah
dibuka hanya tahan 4 jam.
3.
Isolasi
Penderita
rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena penyakit campak dalam
kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita campak untuk diisolasi selama
20-30 hari guna menghindari penularan lingkungan sekitar.
c. Pencegahan Sekunder
Pencegahan
sekunder adalah upaya untuk mencegah atau menghambat
timbulnya komplikasi dengan tindakan-tindakan seperti tes
penyaringan yang ditujukan untuk pendeteksian dini campak
serta penanganan segera dan efektif. Tujuan utama
kegiatan-kegiatan pencegahan sekunder adalah untuk
mengidentifikasi orang-orang tanpa gejala yang telah sakit
atau penderita yang beresiko tinggi untuk mengembangkan atau
memperparah penyakit. Memberikan pengobatan penyakit sejak awal
sedapat mungkin dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya
komplikasi. Edukasi dan pengelolaan campak
memegang peran penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien
berobat.
d. Pencegahan Tersier
Pencegahan
tersier adalah semua upaya untuk mencegah kecacatan akibat komplikasi.
Kegiatan yang dilakukan antara lain mencegah
perubahan dari komplikasi menjadi kecatatan tubuh dan melakukan
rehabilitasi sedini mungkin bagi penderita yang mengalami kecacatan.
Dalam upaya ini diperlukan kerjasama yang baik antara pasien-pasien
dengan dokter maupun antara dokter-dokter yang terkait dengan komplikasinya. Penyuluhan juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi
pasien untuk mengendalikan penyakit campak. Dalam penyuluhan ini hal yang dilakukan adalah :
1.
Maksud, tujuan,
dan cara pengobatan komplikasi kronik
2.
Upaya
rehabilitasi yang dapat dilakukan
3.
Kesabaran
dan ketakwaan untuk dapat menerima dan memanfaatkan keadaan hidup dengan komplikasi kronik.
Pelayanan
kesehatan yang holistik dan terintegrasi antar disiplin terkait
juga sangat diperlukan, terutama di rumah sakit rujukan, baik dengan para
ahli sesama ilmu.
H. PENANGGGULANGAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT CAMPAK
Ø Penanggulangan Campak
Pada
sidang CDC/ PAHO / WHO, tahun 1996 menyimpulkan bahwa
penyakit Campak dapat dieradikasi, karena satu-satunya
pejamu/ reservoir campak hanya pada manusia serta tersedia vaksin
dengan potensi yang cukup tinggi yaitu effikasi
vaksin 85% dan dirperkirakan eradikasi dapat
dicapai 10 – 15 tahun setelah eliminasi.
World
Health Organisation (WHO) mencanangkan beberapa tahapan dalam upaya eradikasi (pemberantasan)
penyakit Campak dengan tekanan strategi yang berbeda-beda
pada setiap tahap yaitu :
a. Tahap
Reduksi
Tahap ini dibagi dalam 2 tahap :
1. Tahap Pengendalian
Campak
Pada
tahap ini ditandai dengan upaya peningkatan
cakupan imunisasi campak rutin dan upaya imunisasi
tambahan di daerah dengan morbitas campak yang tinggi.
Daerah ini masih merupakan daerah endemis campak,
tetapi telah terjadi penurunan insiden dan kematian, dengan pola
epidemiologi kasus Campak menunjukkan 2
puncak setiap tahun.
2. Tahap Pencegahan KLB
Cakupan
imunisasi dapat dipertahankan tinggi ≥ 80% dan merata,terjadi penurunan
tajam kasus dan kematian, insidens campak telah bergeser kepada umur yang
lebih tua, dengan interval KLB antara 4-8 tahun.
b. Tahap Eliminasi
Cakupan
imunisasi sangat tinggi ≥ 95% dan daerah-daerah dengan cakupan imunisasi
rendah sudah sangat kecil jumlahnya, kasus campak
sudah sangat jarang dan KLB hampir tidak pernah terjadi.
Anak-anak yang dicurigai rentan (tidak terlindung) harus diselidiki dan diberikan
imunisasi campak.
c. Tahap Eradikasi
Cakupan
imunisasi sangat tinggi dan merata, serta kasus Campak sudah tidak ditemukan.
Pada siding The
World Health Assambley (WHA) tahun 1998, menetapkan kesepakatan Eradikasi
Polio (ERAPO), Eliminasi Tetanus Noenatorum (ETN) dan Reduksi Campak
(RECAM). Kemudian pada Technical Consultative Groups (TGC) Meeting di
Dakka Bangladesh tahun 1999, menetapkan bahwa reduksi campak di Indonesia
berada pada tahap reduksi dengan pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Strategi
operasional yang dilakukan ditingkat Puskesmas untuk mencapai reduksi Campak
tersebut adalah :
1.
Imunisasi rutin
pada bayi 9 –11 bulan (UCI Desa ≥ 80)
2.
Imunisasi
tambahan (suplemen)
3.
Surveilans
(surveilan rutin, system kewaspadaan dini dan respon kejadian luar biasa).
4.
Penyelidikan
dan penanggulangan kejadian luar biasa Setiap kejadian luar biasa harus
diselidiki dan dilakukan penanggulangan secepatnya yang meliputi pengobatan
simtomatis pada kasus, pengobatan dengan antibiotika bila terjadi komplikasi,
pemberian vitamin A dosis tinggi, perbaikan gizi dan meningkatkan cakupan
imunisasi campak/ring vaksinasi (program cepat, sweeping) pada desa-desa
risiko tinggi.
5.
Pemeriksaan
laboratorium
Ø Pengobatan
Penyakit Campak
Penderita
Campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan.Sehingga pengobatannya bersifat
symptomatic, yaitu memperbaiki keadaan umum atau untuk mengurangi gejalanya
saja dalam hal ini :
1.
anak memerlukan
istirahat di tempat tidur
2.
kompres dengan
air hangat bila demam tinggi namun dapat diberikan antipiretik bila suhu tinggi parasetamol 7,5-10
mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam
3.
ekspektoran :
gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50-100 mg tiap 2-6 jam, dosis maksimum
600 mg/hari.
4.
Antitusif perlu
diberikan bila batuknya hebat/mengganggu
5.
narcotic
antitussive (codein) tidak boleh digunakan.
6.
Mukolitik bila
perlu.vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium kataral sangat
bermanfaat. Pemberian vitamin A 100.000 IU per oral satu kali. Vitamin A
dosis tinggi ( menurut rekomendasi WHO dan UNICEF).
Usia 6 bln-1 thn :100.000 unit
dosis tunggal p.o
Umur > 1 thn : 200.000 unit
dosis tunggal p.o
Dosis tersebut
diulangi pada hari ke-2 dan 4 minggu kemudian bila telah didapat tanda
defisiensi vitamin A. Apabila terdapat malnutrisi maka pemberian vitamin
A ditambah dengan 1500 IU tiap hari.
1.
Mempertahankan
status nutrisi dan hidrasi (cukup cairan dan kalori)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Campak
ialah penyakit infeksi virus akut, menular, secara epidemiologi merupakan
penyebab utama kematian terbesar pada anak. Menurut etiologinya campak
disebabkan oleh virus RNA dari family paramixoviridae, genus Morbilivirus ,
yang ditularkan secara droplet. Gejala klinis campak terdiri dari 3 stadium,
yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan stadium konvalesensi. Campak dapat
dicegah dengan melakukan imunisasi secara aktif, pasif dan isolasi penderita.
Serta pada Technical Consultative Groups (TGC) Meeting di Dakka
Bangladesh tahun 1999, menetapkan bahwa reduksi campak di Indonesia berada pada
tahap reduksi dengan pencegahan Kejadian Luar Biasa (KLB). Pada tahap ini
terjadi penurunan kasus dan kematian yang tajam, dan interval terjadinya KLB
relative lebih panjang
B. SARAN
Kita harus
menerapkan pola hidup sehat, utamanya untuk anak dan balita perlu mendapatkan
asupan gizi yang cukup sehingga status gizi anak pun menjadi lebih baik. Selalu
menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan anak sebelum makan.
Jika anak belum waktunya menerima imunisasi campak, atau karena hal tertentu dokter menunda pemberian imunisasi campak (MMR), sebaiknya anak tidak berdekatan dengan anak lain atau orang lain yang sedang demam dan jika sudah terkena penyakit ini sebaiknya secepatnya berobat dan jika dalam kondisi yang lebih akut sebaiknya perlu dirujuk ke rumah sakit.
Jika anak belum waktunya menerima imunisasi campak, atau karena hal tertentu dokter menunda pemberian imunisasi campak (MMR), sebaiknya anak tidak berdekatan dengan anak lain atau orang lain yang sedang demam dan jika sudah terkena penyakit ini sebaiknya secepatnya berobat dan jika dalam kondisi yang lebih akut sebaiknya perlu dirujuk ke rumah sakit.
Untuk para
orangtua jangan mengabaikan vaksinasi untuk anak karena anak atau balita
yang tidak mendapat imunisasi campak memiliki resiko 5 kali lebih besar untuk
terkena penyakit campak dibanding dengan anak atau balita yang mendapat
imunisasi.
Best Online Casino No Deposit Bonus Codes 2021
BalasHapusBest Online Casinos with Free Signup Bonus · クイーンカジノ 1. 퍼스트카지노 Red Dog Casino: £10 free chip · 2. InterTops Casino: £10 free chip 샌즈카지노 · 3. Super Slots Casino: £5 free chip · 4.