PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Protein merupakan senyawa polimer yang terbentuk dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan langsung oleh ikatan peptida antara
asam amimo satu dengan asam amino lainnya. Asam amino tersusun dari unsur C, H,
O N, dan kadang-kadang S serta P. Protein merupakan komponen yang sangat
penting dalam proses metabolisme darah. Protein termasuk makromolekul penyusun
bagian terbesar tubuh setelah air, yaitu seperlima bagian tubuh.Protein dapat
kita peroleh dari hewan (protein hewani)
maupun tumbuhan (protein nabati).
Sumber protein hewani antara lain ikan, daging, susu, dan telur, sedangkan
sumber protein nabati antara lain padi-padian, kacang-kacangan, dan sayuran.
Pada intinya tubuh kita membutuhkan gizi protein yang cukup
untuk beraktivitas.Rata-rata standar kecukupan gizi sehari adalah 45
gram.Tingkat kebutuhan protein dipengaruhi oleh bobot dan ukuran badan, umur,
jenis kelamin, penyakit, satuan gizi makan, kondisi tubuh, sifat protein yang
dimakan, masa kehamilan, dan status emosional. Bila tubuh kekurangan atau
kelebihan protein maka akan mengalami gangguan kesehatan kemudian menjadi
penyakit kekurangan atau kelebihan protein. Umumnya hal ini disebabkan oleh
pola makan yang tidak sehat.Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat
sosial ekonomi rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan
Kwasiorkor pada anak-anak di bawah lima tahun (balita). Setidaknya ada 4 faktor
yang melatarbelakangi penyakit kurang kalori protein (KKP), yaitu: masalah
sosial, ekonomi, biologi, dan lingkungan. Kemiskinan, salah satu determinan
sosial-ekonomi, merupakan akar ketiadaan pangan, tempat mukim yang berjejalan,
kumuh, dan tidak sehat serta ketidakmampuan mengakses fasilitas
kesehatan.Komponen biologi yang menjadi latar belakang KKP, antara lain,
malnutrisi, penyakit infeksi, serta diet rendah energi dan protein.Berawal dari
hal tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji pengaruh protein sebagai agen
penyakit, contoh penyakit, dan penanganannya.
1.2
Tujuan
Tujuan dibuatnya laporan tugas mandiri ini adalah untuk
mengetahui secara jelas apa itu kekurangan kalori protein, etiologi,
epidomologi, patofisiologi, penatalaksanaan, prognosis pada anak
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
protein
Protein merupakan suatu senyawa
polimer yang dibentuk dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan oleh
ikatan peptida antara asam amino satu dengan yang lainnya.Sifat dari berbagai
macam protein tergantung pada jumlah asam amino yang menyusunnya, disamping itu
juga dipengaruhi oleh rantai samping dari masing-masing asam amino. Protein adalah
senyawa organik yang banyak dijumpai kalam semua makhluk
hidup.
Setiap sel
yang hidup tersusun oleh protein.Protein merupakan bahan pembangun tubuh yang
utama.Protein tersusun atas senyawa organic yang mengandung unsur-unsur karbon,
hydrogen, oksigen, dan nitrogen.Unsur nitrogen (N) adalah ciri protein yang
membedakan dari karbohidrat dan lemak. Protein merupakan bahan baku sel dan jaringan
karena merupakan komponen penting dari otot, kulit, dan tulang.
a.
Macam
Protein
Bahan
sumber protein umumnya digunakan sebagai lauk-pauk. Protein dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Protein hewani: daging, ikan, telur,
hati, dan susu
2. Protein nabati: tempe, tahu, dan
kacang-kacangan.
b.
Fungsi
Protein
Fungsi
protein bagi tubuh manusia antara lain:
1. Zat pembangun atau pembentukan
sel-sel baru, mengganti sel-sel yang rusak
2. Bahan pembentuk hormon atau
antibodi enzim
3. Pengaturan proses dalam tubuh
4. Zat tenaga
5. Transportasi (Hb dalam darah)
6. Pembekuan darah dan mempengaruhi
keturunan.
c.
Contoh
Penyakit Akibat Kekurangan atau Kelebihan Protein
Kekurangan
protein berlarut-larut pada bayi dan anak disebut Kwashiorkor dengan
tanda-tanda:
1. Rambut merah jagung, mudah rontok,
dan jarang
2. Mata cekung takut sinar dapat juga
hermolopis/ Xeropthalamie
3. Inelastis pada lengan, pantat dan paha, kadang-kadang
terlihat bengkak
4. Bila menangis tidak kedengaran
suaranya.
Protein
sangat dibutuhkan tubuh sebagai zat pembangun, dan selain itu protein juga
berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah. (Kartini Sukardji, 2003)
Dalam
wikipedia dijelaskan bahwa Hypermeramonemia adalah gangguan metabolisme yang
disebabkan kelebihan ammonia dalam darah.Amonia adalah zat yang mengandung
nitrogen.Ini merupakan produk dari katabolisme dari protein.
2.2 Protein
Dapat Menjadi Agen Penyakit
Sampai dengan Repelita V pada zaman
orde baru, KKP masih merupakan masalah gizi utama di Indonesia. Sebanyak 10,8 %
balita dinyatakan masih menderita gizi kurang dan gizi buruk. Pada orang dewasa
KKP terdapat diantara wanita hamil dan menyusui terutama yang berpenghasilan
rendah.Keadaan KKP tersebut secara langsung dan tidak langsung menyebabkan
tingginya angka kematian bayi dan anak, sedankan pada wanita hamil menyebabkan
tingginya angka kelahiran bayi dengan berat lahir rendah.
Perilaku dan cara hidup manusia dapat merupakan penyebab
bermacam-macam penyakit baik di zaman primitif maupun di masyarakat yang sudah
sangat maju peradaban dan kebudayaannya.
Ditinjau dari segi biologis penyakit
merupakan kelainan berbagai organ tubuh manusia, sedangkan dari segi
kemasyarakatan keadaan sakit dianggap sebagai penyimpangan perilaku dari
keadaan sosial yang normatif.
Banyak hal dalam masyarakat yang
memberikan dampak terhadap kesehatan pada diri bahkan ke masyarakat itu sendiri
contohnya gizi.
Jika kita berbicara tentang gizi,
maka yang terpikir oleh kita adalah semua makanan yang kita makan.Ditinjau dari
aspek sosial budaya, Koentjaraningrat menyebutkan bahwa makanan yang kita makan
dapat dibedakan menjadi dua konsep, yaitu nutrimen dan makanan.
Nutrimen adalah suatu konsep biokimia yang berarti zat-zat
dalam makanan yang menyebabkan bahwa individu yang memakannya dapat hidup dan
berada dalam kondisi kesehatan yang baik. Makanan dikatakan sebagai suatu
konsep kebudayaan, yaitu merupakan bahan-bahan yang telah diterima dan diolah
secara budaya untuk dimakan, sesudah melalui proses penyiapan dan penyuguhan
yang juga secara budaya, agar dapat hidup dan berada dalam kondisi kesehatan
yang baik.
Sebagai contoh kekurangan salah satu gizi yaitu kurang
kalori protein banyak terdapat pada
masyarakat sosial ekonomi rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat
menyebabkan Kwasiorkor pada anak-anak di bawah lima tahun (balita). Kekurangan
protein sering ditemukan secara bersamaan dengan kekurangan energi yang
menyebabkan kondisi yang dinamakan Marasmus.
Di seluruh dunia, penyebab paling umum dari gizi buruk
adalah asupan makanan tidak memadai. Prasekolah anak usia di negara berkembang
sering beresiko untuk gizi buruk karena ketergantungan mereka pada orang lain
untuk makanan, peningkatan kebutuhan protein dan energi, sistem kekebalan tubuh
belum matang menyebabkan kerentanan lebih besar terhadap infeksi, dan paparan
kondisi nonhygienic.
Faktor lain yang signifikan adalah tidak efektif menyapih
sekunder ketidaktahuan, kebersihan yang buruk, faktor ekonomi, dan faktor
budaya. Prognosis lebih buruk bila kekurangan energi protein terjadi dengan
infeksi HIV.Infeksi saluran pencernaan dapat dan sering endapan klinis
kekurangan energi protein karena diare yang berhubungan, anoreksia, muntah,
peningkatan kebutuhan metabolik, dan penurunan penyerapan usus.Infeksi parasit
memainkan peran utama di banyak bagian dunia.
Di negara maju, asupan makanan tidak memadai adalah penyebab
yang kurang umum dari gizi buruk, kekurangan energi protein lebih sering
disebabkan oleh penurunan penyerapan atau metabolisme abnormal.Dengan demikian,
di negara maju, penyakit, seperti cystic fibrosis, gagal ginjal kronis,
keganasan masa kanak-kanak, penyakit jantung bawaan, dan penyakit
neuromuskuler, berkontribusi kekurangan gizi.Fad diet, manajemen yang tidak
tepat alergi makanan, dan penyakit kejiwaan, seperti anoreksia nervosa, juga
dapat menyebabkan parah kekurangan energi protein.
Populasi di kedua fasilitas perawatan akut dan jangka
panjang beresiko untuk penurunan berat badan yang signifikan secara klinis
paksa (IWL) yang dapat mengakibatkan kekurangan energi protein. IWL didefinisikan
sebagai hilangnya 4,5 kg atau lebih besar dari 5% dari berat badan yang biasa
selama periode 6-12 bulan. Kekurangan energi protein terjadi ketika penurunan
berat badan lebih besar dari 10% dari berat badan normal terjadi.
Orang-orang tua sering mengalami kekurangan gizi, penyebab
umum yang meliputi nafsu makan berkurang, ketergantungan pada bantuan untuk
makan, gangguan kognisi dan / atau komunikasi, posisi yang buruk, penyakit akut
yang sering dengan kerugian gastrointestinal, obat-obat yang penurunan nafsu
makan atau meningkatkan kerugian gizi, polifarmasi, penurunan rasa haus respon,
penurunan kemampuan berkonsentrasi urin, restriksi cairan disengaja karena
takut inkontinensia atau tersedak jika dysphagic, faktor psikososial seperti
isolasi dan depresi, monoton diet, lebih tinggi persyaratan kepadatan nutrisi,
dan tuntutan lainnya dari usia, penyakit, dan penyakit pada tubuh.
2.3 Penyakit
yang timbul Akibat Kekurangan kalori Protein
Secara klinis KKP terdapat dalam 3 tipe yaitu :
1.
Kwashiorkor,
ditandai dengan : edema, yang dapat terjadi di seluruh tubuh, wajah sembab dan membulat, mata sayu, rambut tipis,
kemerahan seperti rambut jagung, mudah dicabut dan rontok, cengeng, rewel dan apatis,
pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), bercak merah ke coklatan di kulit dan mudah
terkelupas (crazy pavement dermatosis), sering disertai penyakit infeksi terutama
akut, diare dan anemia
2.
Marasmus,
ditandai dengan : sangat kurus, tampak tulang terbungkus kulit, wajah seperti
orang tua, cengeng dan rewel, kulit keriput, jaringan lemak sumkutan
minimal/tidak ada, perut cekung, iga gambang, sering disertai penyakit infeksi
dan diare;
3.
Marasmus
kwashiorkor, campuran gejala klinis kwashiorkor dan marasmus.
1.
Kwashiorkor
Kwashiorkor
adalah bentuk gizi buruk yang terjadi pada anak-anak.Kwashiorkor umum terjadi
di daerah yang dilanda kelaparan, kurang persedian makanan, atau rendahnya
tingkat pendidikan (ketika orang tidak mengerti bagaimana untuk makan diet yang
baik).
Kwashiorkor
disebabkan oleh rendahnya protein. Hal ini juga dapat disebabkan oleh infeksi,
parasit atau kondisi lain yang mengganggu penyerapan protein pada saluran
pencernaan.
Gejala umum
yang bisa diketahui antara lain: perubahan dalam pigmen kulit, koma (tahap
akhir, penurunan massa otot, diare, kegagalan untuk menambah berat badan dan
tumbuh, kelelahan, perubahan rambut (perubahan warna atau tekstur), peningkatan
dan infeksi yang lebih parah karena rusaknya sistem kekebalan, perut besar yang
menempel keluar (menonjol), kelesuan atau apatis, kehilangan massa otot, ruam
(dermatitis), shock (tahap akhir), pembengkakan (edema).
Untuk
penanganganannya penderita perlu mendapatkan lebih banyak kalori dan protein.
Namun, anak-anak yang memiliki kondisi ini tidak akan pernah mencapai
pertumbuhan maksimal. Perawatan tergantung pada keparahan kondisi.Orang-orang
yang shock perlu penanganan segera untuk memulihkan volume darah dan menjaga
tekanan darah.Kalori pertama diberikan dalam bentuk karbohidrat, gula, dan
lemak.Protein adalah dimulai setelah sumber-sumber kalori lainnya sudah
menyediakan energi.Suplemen vitamin dan mineral penting. Karena orang akan
telah tanpa banyak makanan untuk jangka waktu lama, makan dapat menyebabkan
masalah, terutama jika kalori yang terlalu tinggi pada awalnya. Makanan harus
diperkenalkan kembali perlahan-lahan.Karbohidrat pertama diberikan untuk
memasok energi, diikuti oleh makanan yang mengandung protein.
2.
Marasmus
Marasmus
berasal dari kata Yunani yang berarti wasting merusak .Marasmus adalah bentuk
malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan
kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak
bawah kulit dan otot.Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan kalori protein.
Marasmus
umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan pertama), karena terlambat
diberi makanan tambahan.Hal ini dapat terjadi karena penyapihan mendadak,
formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak higienis atau sering terkena
infeksi.Marasmus berpengaruh dalam waku yang panjang terhadap mental dan fisik
yang sukar diperbaiki. Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein
yang dapat terjadi karena : diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak
tepat atau karena kelainan metabolik dan malformasi kongenital.
Pada
mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan kehilangan berat
badan sampai berakibat kurus,dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga
menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang dari bantalan pipi,
muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama beberaba waktu sebelum
menjadi menyusut dan berkeriput. Abdomen dapat kembung dan datar.Terjadi atropi
otot dengan akibat hipotoni.Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat,
kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Biasanya terjadi konstipasi, tetapi dapat
muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering,
tinja berisi mucus dan sedikit.
Kurang
kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau
keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh
selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau
energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak
merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat
(glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar,
sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga
setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein
terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah
jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah
menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam
lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini
berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein
lagi seteah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh.
Penyakit
akibat kurang konsumsi protein ini dapat ditangani dengan menyeimbangankan
antara kebutuhan tubuh dan asupan zat gizi esensial.Marasmus adalah salah satu
bentuk gizi buruk yang sering ditemui pada Balita.
Secara
ringkas penyebab penyakit marasmus multifaktorial antara lain masukan makanan
yang kurang, faktor penyakit dan faktor lingkungan serta ketidaktahuan untuk
memilih makanan yang bergizi dan keadaan ekonomi yang tidak menguntungkan.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis; untuk menentukan penyebab
perlu anamnesis makanan dan penyakit lain. Pencegahan terhadap marasmus
ditujukan kepada penyebab dan memerlukan pelayanan kesehatan dan penyuluhan
yang baik. Pengobatan marasmus ialah pemberian diet tinggi kalori dan tinggi
protein dan penatalaksanaan di rumah sakit yang dibagi atas: tahap awal, tahap
penyesuaian dan rehabilitasi.
Edema
(oedema) atau sembab adalah meningkatnya volume cairan ekstraseluler dan
ekstravaskuler (cairan interstitium) yang disertai dengan penimbunan cairan
abnormal dalam sela-sela jaringan dan rongga serosa (jaringan ikat longgar dan
rongga-rongga badan).Edema dapat bersifat setempat (lokal) dan umum (general).
Edema yang
bersifat lokal seperti terjadi hanya di dalam rongga perut (hydroperitoneum
atau ascites), rongga dada (hydrothorax), di bawah kulit (edema subkutis atau
hidops anasarca), pericardium jantung (hydropericardium) atau di dalam
paru-paru (edema pulmonum).Sedangkan edema yang ditandai dengan terjadinya
pengumpulan cairan edema di banyak tempat dinamakan edema umum (general edema).
Cairan
edema diberi istilah transudat, memiliki berat jenis dan kadar protein rendah,
jernih tidak berwarna atau jernih kekuningan dan merupakan cairan yang encer
atau mirip gelatin bila mengandung di dalamnya sejumlah fibrinogen plasma.
Penyebab
(causa) edema adalah adanya kongesti, obstruksi limfatik, permeabilitas kapiler
yang bertambah, hipoproteinemia, tekanan osmotic koloid dan retensi natrium dan
air.
a. Adanya Kongesti
Pada
kondisi vena yang terbendung (kongesti), terjadi peningkatan tekanan
hidrostatik intra vaskula (tekanan yang mendorong darah mengalir di dalam
vaskula oleh kerja pompa jantung) menimbulkan perembesan cairan plasma ke dalam
ruang interstitium. Cairan plasma ini akan mengisi pada sela-sela jaringan ikat
longgar dan rongga badan (terjadi edema).
b. Obstruksi Limfatik
Apabila
terjadi gangguan aliran limfe pada suatu daerah (obstruksi/penyumbatan), maka
cairan tubuh yang berasal dari plasma darah dan hasil metabolisme yang masuk ke
dalam saluran limfe akan tertimbun (limfedema). Limfedema ini sering terjadi
akibat mastek-tomi radikal untuk mengeluarkan tumor ganas pada payudara atau
akibat tumor ganas menginfiltrasi kelenjar dan saluran limfe.Selain itu,
saluran dan kelenjar inguinal yang meradang akibat infestasi filaria dapat juga
menyebabkan edema pada scrotum dan tungkai (penyakit filariasis atau kaki
gajah/elephantiasis).
c. Permeabilitas Kapiler yang Bertambah
Endotel
kapiler merupakan suatu membran semi permeabel yang dapat dilalui oleh air dan
elektrolit secara bebas, sedangkan protein plasma hanya dapat melaluinya
sedikit atau terbatas.Tekanan osmotic darah lebih besar dari pada limfe.
Daya
permeabilitas ini bergantung kepada substansi yang mengikat sel-sel endotel
tersebut.Pada keadaan tertentu, misalnya akibat pengaruh toksin yang bekerja
terhadap endotel, permeabilitas kapiler dapat bertambah.Akibatnya ialah protein
plasma keluar kapiler, sehingga tekanan osmotic koloid darah menurun dan
sebaliknya tekanan osmotic cairan interstitium bertambah.Hal ini mengakibatkan
makin banyak cairan yang meninggalkan kapiler dan menimbulkan
edema.Bertambahnya permeabilitas kapiler dapat terjadi pada kondisi infeksi
berat dan reaksi anafilaktik.
d. Hipoproteinemia
Menurunnya
jumlah protein darah (hipoproteinemia) menimbulkan rendahnya daya ikat air
protein plasma yang tersisa, sehingga cairan plasma merembes keluar vaskula
sebagai cairan edema.Kondisi hipoproteinemia dapat diakibatkan kehilangan darah
secara kronis oleh cacing Haemonchus contortus yang menghisap darah di dalam
mukosa lambung kelenjar (abomasum) dan akibat kerusakan pada ginjal yang
menimbulkan gejala albuminuria (proteinuria, protein darah albumin keluar
bersama urin) berkepanjangan.Hipoproteinemia ini biasanya mengakibatkan edema
umum.
e. Tekanan Osmotic Koloid
Tekanan
osmotic koloid dalam jaringan biasanya hanya kecil sekali, sehingga tidak dapat
melawan tekanan osmotic yang terdapat dalam darah.Tetapi pada keadaan tertentu
jumlah protein dalam jaringan dapat meninggi, misalnya jika permeabilitas
kapiler bertambah.Dalam hal ini maka tekanan osmotic jaringan dapat menyebabkan
edema.
Filtrasi
cairan plasma juga mendapat perlawanan dari tekanan jaringan (tissue
tension).Tekanan ini berbeda-beda pada berbagai jaringan.Pada jaringan subcutis
yang renggang seperti kelopak mata, tekanan sangat rendah, oleh karena itu pada
tempat tersebut mudah timbul edema.
f. Retensi Natrium dan Air
Retensi
natrium terjadi bila eksresi natrium dalam kemih lebih kecil dari pada yang
masuk (intake). Karena konsentrasi natrium meninggi maka akan terjadi
hipertoni. Hipertoni menyebabkan air ditahan, sehingga jumlah cairan
ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan interstitium) bertambah.Akibatnya terjadi
edema.
Retensi
natrium dan air dapat diakibatkan oleh factor hormonal (penigkatan aldosteron
pada cirrhosis hepatis dan sindrom nefrotik dan pada penderita yang mendapat
pengobatan dengan ACTH, testosteron, progesteron atau estrogen).
3.2.1.4 Rambut Rontok
Terjadinya keromtokan rambut
disebabkan karena perubahan hormone, iritasi, atau kerusakan, beberapa lubang
rambut kulit kepala fase pertumbuhan yang pendek dan memprodksi rambut yang
lebih tipis. Penyebab lainnya kurang gizi, penyakit lain seperti diabetes dan
lupus yang menyebabkan kerontokan, perubahan hormone, perawatan rambut yang
tidak tepat, dan lainnya.
Perubahan
hormonal, iritasi atau kerusakan, fase pertumbuhan beberapa folikel rambut
lebih pendek dan menghasilkan rambut yang lebih tipis dan lebih pendek.Setiap
orang mengalami siklus rambut yang berbeda-beda.Secara umum pertumbuhan rambut
dikepala disebut Anagen, yang dapat berlangsung selama 2-3 tahun.Selama
berlangsungnya fase pertumbuhan rambut tersebut dari rambut rontok, rambut tumbuh
kurang dari 2 inci setiap bulannya dengan waktu jeda yang disebut Telogen.Dalam
fase telogen berlangsung selama 3-4 bulan. Pada fase jeda ini rambut akan
mengalami kerontokan dan kemudian digantikan dengan tumbuhnya rambut baru.
Pada
umumnya, rambut rontok mengalami kerontokan 50-100 helai setiap
harinya.Dibandingkan rambut yang berjumlah 100.000 helai di setiap kepala,
tetapi tidak menyebabkan penipisan rambut berlebih. Rambut yang mulai menipis
biasanya disebabkan oleh faktor usia yang semakin bertambah. Jika rambut yang
rontok lebih banyak daripada rambut yang tumbuh, dan jika rambut tumbuh lebih
tipis dibanding rambut yang rontok pada bagian tertentu.Infeksi seperti
Ringworm dapat menyerang rambut dan kulit kepala yang menyebabkan rambut rontok.
Namun, akan tumbuh kembali apabila infeksi tersebut telah teratasi. Ringworm
sejenis jamur yang mudah diobati dengan menggunakan obat antijamur yang
dioleskan atau diminum.
Trichotillomania
adalah sejenis penyakit yang menyerang psikologis secara mental dimana
kerontokan rambut dan tumbuhnya rambut baru menimbulkan rasa gatal yang luar
biasa mendorong rasa ingin menggaruk atau mencabut rambut. Mencabut rambut dari
kulit kepala akan menyebabkan pitak di kulit kepala. Namun penyebab utama dari
Trichotillomania masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
Selain itu,
adapula penyebab kerontokan rambut yang disebabkan oleh keadaan tubuh yang
kekurangan nutrisi dan asupan nilai gizi lainnya seperti zat besi apabila
seseorang sedang menjalani diet keras dan tidak disiplin sehingga asupan gizi
dan komponen lainnya yang diperlukan dalam tubuh menjadi berkurang.Jenis
obat-obatan tertentu yang dikonsumsi secara terus menerus yang kemudian
menimbulkan efek samping yang menyebabkan rambut rontok pada sebagaian orang.Pada
sebagian wanita yang menggunakan alat kontrasepsi seperti pil yang diminum juga
memugkinkan adanya efek negatif pada kerontokan rambut.
Penyakit
tertentu juga memiliki peranan yang cukup besar yang menyebabkan rambut rontok
seperti penyakit kanker, diabetes mellitus, lupus, penyakit kronis dan
degeneratif lainnya yang masuk dalam stadium lanjut.Perubahan dan ketidak
seimbangan hormon tubuh juga memiliki peranan aktif dalam masalah rambut
rontok.Perubahan hormon ini dapat terjadi pada seorang wanita yang sedang dalam
masa kehamilan, seseorang yang memasuki masa menopause, efek samping pemakaian
pil kontrasepsi dan ketidak seimbangan kelenjar thyroid.
Terjadinya
perubahan hormonal ini dapat berlangsung hingga 3 bulan, setelah itu rambut
akan tumbuh kembali namun lebih lambat dibanding dengan sebelum terjadi
kerontokan rambut. Kerontokan rambut yang terjadi pada juga dapat disebabkan
oleh ketidak seimbangan dari produksi hormon testosteron yang berlebihan,
kemudian menyebabkan rambut rontok di puncak kepala.
Zat kimia
yang terkandung dalam bahan perawatan rambut seperti ketika rambut diwarnai,
dimasker, atau rambut dibuat sedemikian rupa.Mengikat rambut yang terlalu
kencang juga dapat memberikan peran serta pada kerontokan rambut.Rambut yang
ketarik terlalu kencang saat diikat membuat akar rambut menjadi tegang dan
melemah sehingga tidak menutup kemungkinan rambut mudah rapuh dan akar rambut
menjadi lemah.
Perubahan
hormonal, iritasi atau kerusakan, fase pertumbuhan beberapa folikel rambut
lebih pendek dan menghasilkan rambut yang lebih tipis dan lebih pendek.Setiap
orang mengalami siklus rambut yang berbeda-beda.Secara umum pertumbuhan rambut
dikepala disebut Anagen, yang dapat berlangsung selama 2-3 tahun.Selama
berlangsungnya fase pertumbuhan rambut tersebut dari rambut rontok, rambut
tumbuh kurang dari 2 inci setiap bulannya dengan waktu jeda yang disebut
Telogen.Dalam fase telogen berlangsung selama 3-4 bulan. Pada fase jeda ini
rambut akan mengalami kerontokan dan kemudian digantikan dengan tumbuhnya
rambut baru.
Berikut
beberapa cara mengatasinya seperti dibawah ini :
1. Sarapan
Rambut
terdiri dari keratin yaitu zat yang akan memberikan kekuatan pada rambut.
Philip Kingsley, seorang konsultant trichologist mengatakan, terlalu sedikit
protein seperti daging merah, ikan, telur, ayam) sangat mempengaruhi tingkat
keratin, rambut akan kehilangan tenaga dan berhenti tumbuh.
Sarapan
merupakan jadwal makanan yang paling penting untuk meningkatkan folikel rambut.
2. Jangan Menggosok Kepala Terlalu Keras Saat Berkeramas
Selain akan
menyakiti kulit kepala anda dan menarik akar rambut, ini bahkan bisa merusak
folikel rambut. Sangat penting untuk memperlakukan kulit kepala anda secara
lembut saat berkeramas, dan jangan pernah menarik rambut dengan sisir.
Kerontokan
rambut biasanya akan berhubungan dengan timbulnya ketombe, eksim atau dermaitis
yang ditandai dengan gangguan kulit kepala, seperti gatal atau bersisik.
Kemunculan gangguan yang menimbulkan peradangan yang mempunyai efek buruk pada
folikel rambut.
3. Jangan Mewarnai Rambut
Ada
beberapa fakta dari penggunaan bahan yang terbuat dari pewarna rambut minyak
bisa merusak folikel rambut.Selain itu, dapat menyebabkan rambut berhenti
tumbuh.Hal ini berlaku terutama bila pewarna rambut dipakai terus menerus untuk
waktu yang lama.
4. Relaksasi
Philip
Kingsley mengatakan mempunyai kelebihan hormon pada pria mungkin tidak
terdengar buruk, tetapi testosteron dan dihydrotestosterone (DHT) bisa
mempunyai efek buruk pada bagian-bagian tertentu dari folikel rambut.
Mereka
meresap ke dalam batang rambut dan menyebabkan penipisan, kemudian membuat
rambut terlihat tidak sehat dan rambut akan berhenti tumbuh. Hal ini cenderung
terjadi pada pria yang mengalami stres. Tubuh mereka akan menghasilkan
kelebihan hormon dan kemungkinan besar akan mengalami kerontokan rambut.
5. Tingkatkan Asupan Zat besi
Kekurangan
zat juga bisa menyebabkan rambut rontok. Tidak mempunyai zat besi yang cukup,
tingkat feritin akan turun ( feritin merupakan molekul yang menyimpan zat besi
dalam tubuh dan melepaskan dengan cara yang terkontrol). Pada umunya, ini akan
menganggu siklus pertumbuhan rambut yang normal dan meningkatkan rambut rontok.
Untuk membantu mengurangi kerontokan rambut anda, ada baiknya mengkonsumsi
makanan kaya zat besi, seperti daging merah, sayuran hijau tua, kacang-kacangan
(gizi pritein) dan buah-buahan.
6. Berhenti Merokok
Sebuah
penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Archives of Dermatology
menunjukkan bahwa selain menyebabkan kanker dan penyakit jantung, merokok juga
dapat membuat rambut rontok.
Diperkirakan
bahwa, selain menyebabkan kerusakan pembuluh darah perifer dalam tubuh, merokok
juga bisa merusak suplai darah ke folikel rambut. Dampak lain yang akan
mempengaruhi folikel rambut dan menyebabkkan rambut rontok.
3.2.2 Penyakit Akibat Kelebihan Protein bagi Tubuh
Protein
secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh.Makanan yang tinggi proteinnya
biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas.Diet protein tinggi
yang sering dianjurkan untuk menurunkan berat badan kurang beralasan. Kelebihan
dapat menimbulkan masalah lain, terutama pada bayi. Kelebihan asam amino
memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan
nitrogen.
Kelebihan
protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah,
kenaikan ureum darah, dan demam. Ini di lihat pada bayi yang di beri susu skim
atau formula dengan konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein mencapai 6
g/kg BB. Batas yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali Angaka
Kecukupan Gizi (AKG) untuk protein.Selain itu menyebabkan penyakit albuminuria
adalah simtoma terdapatnya sejumlah konsentrasi albumin di dalam urin. Albumin
yang mencapai ginjal melalui pembuluh darah pada umumnya akan mengalami
filtrasi pada glomerulus dan diserap kembali oleh tubula proksimal menuju
sirkulasi darah. Laju albumin yang terlepas dari penyerapan proksimal ke dalam
urin, yang melebihi 150 miligram/24 jam telah dianggap secara medis sebagai
patologis. Penyebab penyakit albuminuria adalah kurangnya asupan air ke dalam
tubuh , jadinya memperberat kerja ginjal, asupan protein, kalsium, dan vitamin
C berlebihan membuat glomerulus harus bekerja lebih keras.
Cara
mengatasi albuminuria atau bahkan mengurangi resiko yang lebih fatal terjadinya
albuminuria yaitu dengan cara membiasakan diri minum 8 gelas sehari, walaupun
sebetulnya tidak merasa haus. Selain itu pencegahannya juga dapat dilakukan
dengan tidak mengonsumsi hanya salah satu zat gizi saja secara berlebihan
(misalnya hanya protein atau kalsium saja). Artinya makanan yang kita makan
juga haru seimbang, baik dari segi jumlah maupun kadar gizinya.
3.3 Tips
Pencegahan Penyakit yang Ditimbulkan oleh Protein
Bagi seseorang yang telah dewasa,
penyakit kekurangan protein bisa ditanggulangi dengan mengkonsumsi protein
secara cukup dan rutin.Hal itu bisa dilakukan dengan mengubah menu makanan
setiap hari, konsumsi makanan yang mengandung protein yang banyak misalnya
daging, telur, buah-buahan dan sayuran.minuman bergizi juga tidak boleh
dilupakan misalnya susu sapi, madu, minyak zaitun dan lainnya.
Sedangkan bagi balita, penyakit ini bisa dicegah dengan
menunda masa penyapihan yang prematur, dengan tetap memberikan air susu ibu
yang eksklusif, memberikan makanan pendamping bagi bayi yang mencukupi
kebutuhan proteinnya, serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Itulah pembahasan kita mengenai berbagai penyakit akibat
kekurangan protein.Diharapkan bagi anda dan para ibu agar memperhatikan asupan
makanan.Perbanyak makanan yang mengandung protein bila mengalami salah satu
penyakit kekurangan protein. Cara lainnya untuk menanggulangi kekurangan /
kelebihan protein, maka dapat dilakukan upaya penanggulangan sebagai berikut :
· Pemantauan
Status Gizi (PSG) masyarakat.
· Pemberian
Makanan Tambahan (PMT).
· Pemantauan
garam beryodium.
· Pemberian
kapsul vitamin A.
· Pemberian
tablet Fe.
· Pengumpulan data KADARZI.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Agen penyakit adalah substansi
tertentu yang terjadi karena kehadiran atau ketidak hadirannya dapat
menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit.Agen penyakit dapat
berupa nutrisi atau gizi seperti protein. Ketidakseimbangan konsumsi protein akan
mengakibatkan beragam penyakit. Misal saja penyakit kurang energi protein atau
yang sering dikenal dengan penyakit KEP seperti kwashiorkor dan marasmus pada
wanita hamil dan anak.
Kekurangan
protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah. Setidaknya ada 4
faktor yang melatarbelakangi penyakit kurang kalori protein (KKP), yaitu:
masalah sosial, ekonomi, biologi, dan lingkungan.
Penyakit
kekurangan protein bisa ditanggulangi dengan mengkonsumsi protein secara cukup
dan rutin.Hal itu bisa dilakukan dengan mengubah menu makanan setiap hari,
konsumsi makanan yang mengandung protein yang banyak misalnya daging, telur,
buah-buahan dan sayuran.minuman bergizi juga tidak boleh dilupakan misalnya
susu sapi, madu, minyak zaitun dan lainnya.
4.2 Saran
1. Bagi
Masyarakat (Wanita hamil dan anak)
Diharapkan
Masyarakat (Wanita hamil dan anak) untuk memperhatikan pola makan sehari-hari
dengan mempertimbangkan asupan gizi khususnya protein agar kebutuhan tubuh akan
nutrisi yang satu ini terpenuhi. Dengan demikian, kita dapat menghindari
penyakit kurang kalori protein (KEP).
2. Bagi
Lembaga/ Kader Kesehatan
Baik pihak
kader maupun organisasi/ lembaga kesehatan untuk menantiasa meningkatkan
pelayanan kesehatan dengan mengadakan sistem kesehatan yang efektif, efisien,
dan optimal serta senantiasa mengadakan pemantauan status gizi keluarga atau
masyarakat.Sehingga, masalah gizi buruk (KEP) dapat diminimalisasi.
3. Bagi
Pemerintah
Kepada
pemerintah hendaknya senantiasa melakukan program kerja yang dapat meningkatkan
masalah ekonomi bangsa.Karena pada dasarnya perekonomian adalah akar masalah
dari timbulnya masalah gizi buruk di sebuah negara.Selain itu, pemerintah ikut
andil dalam mencanangkan program-program kesehatan dengan tujuan meningkatkan gizi
masyarakat secara global.
DAFTAR PUSTAKA
Alkhatiri, Saleh. 1996. Penuntun Hidup Sehat Menurut Ilmu Kesehatan
Modern. Surabaya: Airlangga University Perss.
Arisman. 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Dampak
Kekurangan dan Kelebihan Protein bagi Tubuh, http://www.google.com.Diakses tanggal 8 Maret 2013.
Irianto, Kus dan Kusno Waluyo. 2004.
Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung:
Yrama Widya.
Pribadi, Arif. 2010. Biology 2. Jakarta: Yudhistira.
Sukardji, Kartini. 2003. Pengkajian Status Gizi. Jakarta: Pusat
Diabetes dan Lipid RSCM/FKUI dan Instalasi Gizi RSCM.
Tim Penyusun Pusat Kamus.2007.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:
Balai Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar