BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pentingnya
Memahami Anak Usia Dini
Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas,
baik secara fisik, psikis, sosial, moral dan sebagainya. Masa kanak-kanak juga
masa yang paling penting untuk sepanjang usia hidupnya. Sebab masa kanak-kanak
adalah masa pembentukan pondasi dan masa kepribadian yang akan menentukan
pengalaman anak selanjutnya. Sedemikian pentingnya usia tersebut maka memahami
karakteristik anak usia dini menjadi mutlak adanya bila ingin memiliki generasi
yang mampu mengembangkan diri secara optimal.
Pengalaman yang dialami anak pada usia dini akan
berpengaruh kuat terhadap kehidupan selanjutnya. Pengalaman tersebut akan
bertahan lama. Bahkan tidak dapat terhapuskan, walaupun bisa hanya tertutupi.
Bila suatu saat ada stimulasi yang memancing pengalaman hidup yang pernah
dialami maka efek tersebut akan muncul kembali walau dalam bentuk yang berbeda.
Beberapa hal menjadi alasan pentingnya memahami
karakteristik a anak usia dini. Sebagian dari alasan tersebut dapat diuraikan
sebagaimana berikut :
1.
Usia dini merupakan usia
yang paling penting dalam tahap perkembangan manusia, sebab usia tersebut
merupakan periode diletakkannya dasar struktur kepribadian yang dibangun untuk
sepanjang hidupnya. Oleh karena itu perlu pendidikan dan pelayanan yang tepat.
2.
Pengalaman awal sangat
penting, sebab dasar awal cenderung bertahan dan akan mempengaruhi sikap dan
perilaku anak sepanjang hidupnya, disamping itu dasar awal akan cepat
berkembang menjadi kebiasaan. Oleh karena itu perlu pemberian pengalaman awal
yang positif.
3.
Perkembangan fisik dan
mental mengalami kecepatan yang luar biasa, dibanding dengan sepanjang usianya.
Bahkan usia 0 – 8 tahun mengalami 80% perkembangan otak dibanding sesudahnya.
Oleh karena itu perlu stimulasi fisik dan mental.
Ada banyak hal yang diperoleh dengan memahami
karakteristik anak usia dini antara lain :
1.
Mengetahui hal-hal yang dibutuhkan
oleh anak yang bermanfaat bagi perkembangan hidupnya.
2.
Mengetahui tugas-tugas
perkembangan anak sehingga dapat memberikan stimulasi kepada anak agar dapat
melaksanakan tugas perkembangan dengan baik.
3.
Mengetahui bagaimana
membimbing proses belajar anak pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.
4.
Menaruh harapan dan
tuntutan terhadap anak secara realistis.
5.
Mampu mengembangkan
potensi anak secara optimal sesuai dengan keadaan dan kemampuan.
2.2. Karakteristik
Perkembangan Anak Usia Dini
Anak usia dini (0 – 8
tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan
karena itulah maka usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga
dibanding usia-usia selanjutnya. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang
unik. Secara lebih rinci akan diuraikan karakteristik anak usia dini sebagai
berikut :
1.
Usia 0 – 1 tahun
Pada masa bayi perkembangan fisik mengalami
kecepatan luar biasa, paling cepat dibanding usia selanjutnya. Berbagai
kemampuan dan ketrampilan dasar dipelajari anak pada usia ini. Beberapa
karakteristik anak usia bayi dapat dijelaskan antara lain :
1.
Mempelajari ketrampilan
motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk, berdiri dan berjalan.
2.
Mempelajari ketrampilan
menggunakan panca indera, seperti melihat atau mengamati, meraba, mendengar,
mencium dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke mulutnya.
3.
Mempelajari komunikasi
sosial. Bayi yang baru lahir telah siap melaksanakan kontrak sosial dengan
lingkungannya. Komunikasi responsif dari orang dewasa akan mendorong dan
memperluas respon verbal dan non verbal bayi.
Berbagai kemampuan dan ketrampilan dasar
tersebut merupakan modal penting bagi anak untuk menjalani proses perkembangan
selanjutnya.
1.
Usia 2 – 3 tahun
Anak pada usia ini memiliki beberapa kesamaan
karakteristik dengan masa sebelumnya. Secara fisik anak masih mengalami
pertumbuhan yang pesat. Beberapa karakteristik khusus yang dilalui anak usia 2
– 3 tahun antara lain :
1.
Anak sangat aktif
mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Ia memiliki kekuatan
observasi yang tajam dan keinginan belajar yang luar biasa. Eksplorasi yang
dilakukan oleh anak terhadap benda-benda apa saja yang ditemui merupakan proses
belajar yang sangat efektif. Motivasi belajar anak pada usia tersebut menempati
grafik tertinggi dibanding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari
lingkungan.
2.
Anak mulai mengembangkan
kemampuan berbahasa. Diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua kata dan
kalimat yang belum jelas maknanya. Anak terus belajar dan berkomunikasi,
memahami pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran.
3.
Anak mulai belajar
mengembangkan emosi. Perkembangan emosi anak didasarkan pada bagaimana
lingkungan memperlakukan dia. Sebab emosi bukan ditemukan oleh bawaan namun
lebih banyak pada lingkungan.
4.
Usia 4 – 6 tahun
Anak usia 4 – 6 tahun memiliki karakteristik
antara lain :
1.
Berkaitan dengan
perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan berbagai kegiatan. Hal ini
bermanfaat untuk mengembangkan otot-otot kecil maupun besar.
2.
Perkembangan bahasa juga
semakin baik. Anak sudah mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu
mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas tertentu.
3.
Perkembangan kognitif
(daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang luar
biasa terhadap lingkungan sekitar. Hl itu terlihat dari seringnya anak
menanyakan segala sesuatu yang dilihat.
4.
Bentuk permainan anak
masih bersifat individu, bukan permainan sosial. Walaupun aktifitas bermain
dilakukan anak secara bersama.
5.
Usia 7 – 8 tahun
Karakteristik perkembangan anak usia 7 – 8 tahun
antara lain :
1.
Perkembangan kognitif
anak masih berada pada masa yang cepat. Dari segi kemampuan, secara kognitif
anak sudah mampu berpikir bagian per bagian. Artinya anak sudah mampu berpikir
analisis dan sintesis, deduktif dan induktif.
2.
Perkembangan sosial anak
mulai ingin melepaskan diri dari otoritas orangtuanya. Hal ini ditunjukkan
dengan kecenderungan anak untuk selalu bermain di luar rumah bergaul dengan
teman sebaya.
3.
Anak mulai menyukai
permainan sosial. Bentuk permainan yang melibatkan banyak orang dengan saling
berinteraksi.
4.
Perkembangan emosi anak
sudah mulai berbentuk dan tampak sebagai bagian dari kepribadian anak. Walaupun
pada usia ini masih pada taraf pembentukan, namun pengalaman anak sebenarnya
telah menampakkan hasil.
2.3. Kondisi
Yang Mempengaruhi Anak Usia Dini
Banyak hal yang dapat mempengaruhi kondisi anak
usia dini, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1.
Faktor bawaan
2.
Faktor lingkungan
Pertama, faktor bawaan adalah faktor yang
diturunkan dari kedua orangtuanya, baik yang bersifat fisik maupun psikis.
Faktor bawaan lebih dominan dari pihak ayah daripada ibu atau sebaliknya.
Faktor ini tidak dapat direkayasa oleh orangtua yang menurunkan. Dan hanya
ditentukan oleh waktu satu detik, yaitu saat bertemunya sel sperma dan ovum.
Oleh karena itu, saat ovulasi merupakan saat paling berharga untuk sepanjang
hidup manusia, karena pada saat itulah diturunkan sifat bawaan yang akan
terbawa sepanjang usia manusia.
Kedua, faktor lingkungan yaitu faktor yang
berasal dari luar faktor bawaan, meliputi seluruh lingkungan yang dilalui oleh
anak. Lingkungan dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu lingkungan dalam kandungan
dan lingkungan di luar kandungan.
Lingkungan dalam kandungan sangat penting bagi
perkembangan anak. Karena perkembangan janin dalam kandungan mengalami kecepatan
luar biasa, lebih cepat 200.000 kali dibanding perkembangan sesudah lahir. Oleh
karena itu lingkungan yang positif dalam kandungan akan berpengaruh positif
bagi perkembangan janin, demikian juga sebaliknya.
Lingkungan di luar kandungan, juga besar pengaruhnya
terhadap perkembangan anak usia dini. Sebab anak menjadi bagaimana seorang anak
sangat dipengaruhi oleh bagaimana lingkungan memperlakukan dia. Lingkungan luar
kandungan dibedakan menjadi tiga hal yaitu :
1.
Lingkungan keluarga,
yaitu lingkungan yang dialami anak dalam berinteraksi dengan anggota keluarga
baik interaksi secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan keluarga
khususnya dialami anak usia 0 – 3 tahun. Usia ini menjadi landasan bagi anak
untuk melalui proses selanjutnya.
2.
Lingkungan masyarakat
atau lingkungan teman sebaya. Seiring bertambahnya usia, anak akan mencari
teman untuk berinteraksi dan bermain bersama. Kondisi teman sebaya turut
menentukan bagaimana anak jadinya.
3.
Lingkungan sekolah. Pada
umumnya anak akan memasuki lingkungan sekolah pada usia 4 – 5 tahun atau bahkan
yang 3 tahun. Lingkungan di sekolah besar pengaruhnya terhadap perkembangan
anak. Sekolah yang baik akan mampu berperan secara baik dengan memberi
kesempatan dan mendorong anak untuk mengaktualisasikan diri sesuai dengan
kemampuan yang sesungguhnya.
2.4. Pola
Perkembangan Anak Usia Dini
Perkembangan setiap anak memiliki pola yang
sama, walaupun kecepatannya berbeda. Setiap anak mengikuti pola yang dapat
diramalkan dengan cara dan kecepatannya sendiri. Sebagian anak berkembang
dengan tertib tahap demi tahap, langkah demi langkah. Namun sebagian yang lain
mengalami kecepatan melonjak. Di samping itu ada juga yang mengalami
penyimpangan atau keterlambatan. Namun secara umum setiap anak berkembang
dengan mengikuti pola yang sama. Beberapa pola tersebut antara lain :
1.
Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik
mengikuti hukum perkembangan yang disebut “cephalocaudal” dan “proximodistal”.
Hukum cephalocaudal menyatakan bahwa perkembangan dimulai dari kepala kemudian
menyebar ke seluruh tubuh sampai ke kaki. Sedangkan hukum proximodistal
menyatakan bahwa perkembangan bergerak dari pusat sumbu ke ujung-ujungnya atau
dari bagian yang dekat sumbu pusat tubuh ke bagian yang lebih jauh.
1.
Perkembangan bergerak
dari tanggapan umum menuju ke tanggapan khusus
Bayi pada awal perkembangan memberikan reaksi
dengan menggerakkan seluruh tubuh. Semakin lama ia akan mampu memberikan reaksi
dalam bentuk gerakan khusus. Demikian seterusnya dalam hal-hal lain.
1.
Perkembangan berlangsung
secara berkesinambungan
Proses perkembangan diawali dari bertemunya sel
sperma dan ovum yang disebut ovulasi, dan terus secara berkesinambungan hingga
kematian. Kadang perlahan, kadang cepat, kadang maju terus, kadang sejenak
mundur. Satu tahap perkembangan menjadi landasan bagi tahap perkembangan
selanjutnya. Tidak ada pengalaman anak yang sia-sia atau hilang terhapus. Hanya
tertutupi oleh pengalaman-pengalaman berikutnya.
1.
Terhadap periode
keseimbangan dan tidak keseimbangan
Setiap anak mengalami periode dimana ia merasa
bahagia, mudah menyesuaikan diri dan lingkungannya pun bersikap positif
terhadapnya. Namun juga ada masa ketidakseimbangan yang ditandai dengan
kesulitan anak untuk menyesuaikan diri, sulit diatur, emosi negatif dan
sebagainya. Pola tersebut bila digambarkan ibarat spiral yang bergerak
melingkar dengan jangka waktu kurang lebih 6 bulan, hingga akhirnya anak
menemukan ketenangan dan jati diri.
1.
Terhadap tugas
perkembangan yang harus dilalui anak dari waktu ke waktu
Tugas perkembangan adalah sesuatu yang harus
dilakukan atau dicapai oleh anak berdasarkan tahap usianya. Tugas perkembangan
bersifat khas, sesuai dengan tuntutan dan ukuran yang berlaku di masyarakat.
Misalnya bayi lahir dia akan melaksanakan tugas perkembangan berguling,
tengkurap, duduk, berdiri, berjalan, bermain dan seterusnya. Kualitas dan
kuantitas tugas perkembangan antara satu daerah berbeda dengan daerah lain.
2.5. Cara
Belajar Anak Usia Dini
Anak pada usia dini (0 – 8 tahun) memiliki
kemampuan belajar yang luar biasa. Khususnya pada masa kanak-kanak awal.
Keinginan anak untuk belajar menjadikan ia aktif dan eksploratif. Anak belajar
dengan seluruh panca inderanya untuk dapat memahami sesuatu, dan dalam waktu
singkat ia akan beralih ke hal lain untuk dipelajari. Lingkungan lah yang
kadang menjadikan anak terhambat dalam mengembangkan kemampuan belajarnya.
Bahkan seringkali lingkungan mematikan keinginannya untuk bereksplorasi.
Cara belajar anak mengalami perkembangan seiring
dengan bertambahnya usia. Secara garis besar dapat diuraikan cara belajar anak
usia dini mulai dari awal perkembangan.
1.
Usia 0 – 1 tahun
Anak belajar dengan mengendalikan kemampuan
panca inderanya. Yakni pendengaran, penglihatan, penciuman, peraba dan perasa.
Secara bertahap panca indera anak difungsikan lebih sempurna. Hingga usia satu
tahun anak ingin mempelajari apa saja yang dilihat dengan mengarahkan seluruh
panca indera. Hal itu nampak pada aktivitas anak memasukkan segala macam benda
ke dalam mulut sebagai bagian dari proses belajar.
1.
Usia 2 – 3 tahun
Anak melakukan proses belajar dengan lebih
sungguh-sungguh. Ia memperhatikan apa saja yang ada di lingkungannya untuk
kemudian ditiru. Jadi cara belajar anak yang utama pada usia ini adalah meniru.
Meniru segala hal yang ia lihat dan ia dengar. Selain itu perkembangan bahasa
anak pada usia tersebut sudah mulai berkembang. Anak mengembangkan kemampuan
berbahasa juga dengan cara meniru.
1.
Usia 4 – 6 tahun
Kemampuan bahasa anak semakin baik. Begitu anak
mampu berkomunikasi dengan baik maka akan segera diikuti proses belajar anak
dengan cara bertanya. Anak akan menanyakan apa saja yang ia saksikan.
Pertanyaan yang tiada putus. Saat demikian kognisi anak berkembang pesat dan
keinginan anak untuk belajar semakin tinggi. Anak belajar melalui bertanya dan
berkomunikasi.
1.
Usia 7 – 8 tahun
Perkembangan anak dari berbagai aspek sudah
semakin baik. Walau demikian proses perkembangan anak masih terus berlanjut.
Anak melakukan proses belajar dengan cara yang semakin kompleks. Ia menggunakan
panca inderanya untuk menangkap berbagai informasi dari luar. Anak mulai mampu
membaca dan berkomunikasi secara luas. Hal itu menjadi bagian dari proses
belajar anak.
BAB III
P E N U T U P
Kesimpulan
1.
Pentingnya memahami anak
usia dini mempunyai 3 alasan yaitu usia dini merupakan usia yang paling penting
dalam tahap perkembangan manusia, pengalaman awal sangat penting, dan
perkembangan fisik dan mental mengalami kecepatan yang luar biasa.
2.
Karakteristik perkembangan
anak usia dini secara lebih rinci akan diuraikan sebagai berikut : usia 0 – 1
tahun, usia 2 – 3 tahun, usia 4 – 6 tahun, usia 7 – 8 tahun.
3.
Kondisi yang
mempengaruhi anak usia dini secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2
yaitu faktor bawaan dan faktor lingkungan.
4.
Pola perkembangan anak
usia dini dibagi menjadi 5 yaitu : perkembangan fisik, perkembangan bergerak
dari tanggapan umum menuju tanggapan khusus, perkembangan berlangsung secara
berkesinambungan, terdapat periode keseimbangan dan ketidakseimbangan, dan
terdapat tugas perkembangan yang harus dilalui anak dari waktu ke waktu.
5.
Cara belajar anak usia
dini mulai dari usia 0 – 1 tahun, usia 2 – 3 tahun, usia 4 – 6 tahun dan usia 7
– 8 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
— Bruse, Tina, Early Childhood
Education, London : Holder & Stoughton, 1987.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar