GAMBARAN
KEJADIAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA DUKUN BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU
DIDESA KUBANG PUJI KECAMATAN PONTANG
KABUPATEN SERANG
TAHUN
2015
DISUSUN:
KELOMPOK
7
AKADEMI
KEPERAWATAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SERANG TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Tenaga
yang sejak dahulu kala sampai sekarang memegang peranan penting dalam pelayanan
kesehatan salah satunya dukun bersalin dalam lingkungan dukun bersalin
merupakan tenaga terpercaya dalam segala hal yang terkait dengan reproduksi
wanita. Dia selalu membantu pada masa kehamilan mendampingi wanita saat
bersalin sampai persalinan selesai dan mengurus bayinya dalam masa nifas.
Dukun
bayi biasanya seorang wanita sudah berumur ± 40 tahun keatas. Pekerjaan ini
turun temurun dalam keluarga atau karena dia merasa mendapat panggilan dalam
tugas ini, pengetahuan mereka tentang fisiologis dan patologis dalam kehamilan,
persalinan, serta masa nifas sangat terbatas, oleh karena itu apa timbul
komplikasi mereka tidak mampu mengatasinya, bahkan tidak menyadari akibatnya
dukun tersebut hanya menolong berdasarkan pengalaman dan kurang profesional.
Berbagai kasus sering menimpa seorang ibu atau bayinya seperti kecacatan bayi sampai
kematian.
Pertolongan
persalinan oleh dukun menurut WHO relatif masih tinggi yaitu sekitar 70% sampai
80%. Di Indonesia pertolongan persalinan yang ditolong oleh dukun bayi sebesar
40%. sedangkan di Provinsi Lampung angka persalinan oleh dukun bayi sebesar
20,73%. Data Puskesmas Pembantu tahun 2007 menunjukkan bahwa jumlah dukun bayi
sebanyak 20 orang yang terdiri dari 5 orang dukun bayi terlatih dan 15 orang
dukun bayi tidak terlatih. Persalinan oleh dukun sebanyak 48 persalinan (60%)
dari 80 jumlah persalinan, antara lain ditolong oleh dukun terlatih sebanyak 20
(25%) dan dukun tidak terlatih sebanyak 28 (35%). Jumlah angka kematian bayi
baru lahir sebesar 16 (20%), yaitu terdiri dari bayi lahir mati yang ditolong
oleh tenaga kesehatan adalah 2 (2,5%), oleh dukun terlatih adalah 5 (6,25%),
dan oleh dukun tidak terlatih adalah 9 (11,25%).
Pertolongan persalinan oleh dukun
menimbulkan berbagai masalah dan penyebab tingginya angka kematian dan
kesakitan bayi baru lahir. Dapat dipahami bahwa dukun tidak dapat mengetahui
tanda-tanda bahaya perjalanan persalinan akibatnya terjadi pertolongan
persalinan yang tidak adekuat. Hal ini merupakan salah satu penyebab tidak
langsung kematian bayi baru lahir karena dapat menyebabkan bayi baru lahir
meninggal karena asfiksia dan infeksi (Manarosana,
2007). Penyebab langsung kematian bayi di Indonesia diantaranya asfiksia (27%), Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) (29%), Tetanus Neonatorum
(10%), masalah pemberian makanan (10%), Gangguan hematologik (6%), dan infeksi
(5%) (Depkes,2007).
Berdasarkan Uraian di atas maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitan yang berjudul “ Gambaran Kejadian
Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Dukun Berdasarkan Karakteristik Ibu Didesa
Kubang Puji Kecamatan Pontang Kabupaten Serang Tahun 2015”.
1.2
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar belakang
yang telah disusun di atas masih ada masyarakat yang menggunakan tenaga dukun,
karena masih kurangnya pengetahuan masyarakat.
1.3
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah “ Bagaimana Gambaran Kejadian Pertolongan Persalinan Oleh
Tenaga Dukun Didesa Kubang Puji Kecamatan Pontang Tahun 2015 ?.
1.4
Tujuan
penelitian
1.4.1
Tujuan
Umum
Mengetahui Gambaran Kejadian Pertolongan
Persalinan Oleh Tenaga Dukun Didesa Kubang Puji Kecamatan Pontang Tahun 2015.
1.4.2
Tujuan
Khusus
1.
Mengetahui Gambaran Kejadian
Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Dukun Didesa Kubang Puji Kecamatan Pontang
Tahun 2015 Berdasarkan Pengetahuan.
2.
Mengetahui Gambaran Kejadian
Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Dukun Didesa Kubang Puji Kecamatan Pontang
Tahun 2015 Berdasarkan Pendidikan .
1.5
Manfaat
Penelitian
1.5.1
Bagi
Peneliti
Menambah
pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan hal penelitian dalam penerapan ilmu
yang di dapatkan pada saat belajar.
1.5.2 Bagi Ilmu Pengetahuan
Diharapkan
penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan, khususnya
ilmu Keperawatan.
1.6.3 Bagi Intansi Pendidikan
Hasil
dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi diperpustakaan bagi mahasiswa AKPER PEMKAB SERANG dan juga
dapat menambahkan wawasan sehingga dapat dijadikan sebagai sebuah informasi.
1.6.4 Bagi Responden
Berguna
dalam rangka meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang pertolongan
persalinan oleh tenaga medis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persalinan
2.1.1
Pengertian
Persalinan
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan,
lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung selama 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin (Prawihardjo,2008).
Persalinan
adalah proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membran dari dalam
rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembekuan dan dilatasi
serviks akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang
teratur (Rohani, 2011).
Persalinan dibagi dalam 4 (empat) kala, yaitu:
1.
Kala 1 dimulai dari saat persalinan dimulai sampai pembukaan
lengkap (sepuluh cm).proses ini berlangsung antara 18-24 jam terbagi dalam dua
fase, yaitu fase laten (delapan jam) serviks
membuka tiga cm dan fase aktif (tujuh jam) serviks membuka dari empat sampai sepuluh cm , kontraksi lebih kuat
dan sering selama fase aktif.
2. Kala II dimulai pembukaan serviks lengkap sepuluh cm sampai bayi
lahir. Proses ini biasanya berlangsung dua jam pada primi satu jam pada
multipara.
3. Kala III dimulai segera setelah bayi
lahir sampai lahirnya plasenta,yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4.
Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai dua jam
pertama post partum(Hanifah W , 2008).
2.1.2 Jenis-
jenis persalinan
Jenis-jenis
persalinan terdiri dari :
1.
Persalinan spontan yaitu bila persalinan seluruhnya
berlangsung dengan kekuatan sendiri dan adanya faktor-faktor yang berperan
dalam persalinan seperti kekuatan mendorong janin keluar(power) yang meliputi
adanya his (kontraksi uterus),kontraksi otot-otot dinding perut dari kontraksi
dinding diafragma Faktor janin jalan lahirpun sangat berperan .sehingga pada
waktu persalinan akan terjadi perubahan-perubahan pada uterus, serviks,vagina dan panggul.
2. Persalinan anjuran adalah bila
kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan. Pemberian
rangsangan dengan induksi oksitosin adalah memperbaiki his,sehingga serviks dapat membuka. Satu ciri khas
oksitosin ialah hasil pemberiannya tampak dalam waktu singkat. Oleh karena itu
tidak ada gunanya untuk memberikan oksitosin hanya diberikan dalam beberapa jam
saja,kalau ternyata tidak ada kemajuan persalinan. Indikasi persalinan anjuran
ini dihentikan dan ibu di istrahatkan. Indikasi persalinan anjuran adalah pada distosia servikalis (Saifuddin,2008).
3.
Persalinan buatan adalah bila proses persalinan spontan dan
anjuran tidak dapat dilakukan atau atas adanya indikasi sehingga proses
persalinan dengan bantuan tenaga dari luar salah satunya adalah secsio secarea. Indikasi untuk
persalinan buatan seperti pada plasenta
previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, rupture uteri mengancam,
partus lama, distosia serviks, preklamsi dan
hipertensi dan malpresentasi janin (Manuaba,2008).
Ada
beberapa persalinan yang terpaksa tidak dapat berjalan lancar dan terpaksa di
lakukan dengan tindakan persalinan misalnya secsio
secarea .dengan mengingat hal di atas, yaitu persalinan normal dan
persalinan tindakan dapat di jelaskan sebagai berikut :
1.
Persalinan normal
Pada persalinan normal, ibu dan bayi dalam keadaan sehat
umur kehamilan antara 37-42 minggu. Oleh karena itu, dapat segera di laksanakan
menyusui dini. Hal tersebut perlu oleh karena menyusui dini mempunyai beberapa
manfaat baik terhadap ibu maupun terhadap bayi. Kalau bayi di susupkan kedua
putting ibu secara bergantian. Setelah jalan nafasnya di bersihkan usahakan
menyusui sedini mungkin dan tidak melebihi waktu lewat
jam sesudah lahir.
Persalinan
dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan ( 37- 42 minggu), lahir spontan dengan persentase
belakang kepala yang berlangsung dalan 18 – 24 jam tampa komplikasi baik pada
ibu dan janin.
2.
Persalinan dengan
tindakan
Persalinan dengan tindakan dapat di
kelompokan menjadi dua jenis yaitu :
a)
Persalinan dengan tindakan narkosa misalnya secsio secarea menyusui dini perlu di
tunda sampai pasien sadar, karena ASI pada ibu dan tindakan ini mempunyai efek
terhadap bayi, misalnya bayi menjadi mengantuk sehingga malas menyusu,
sebaiknya sesudah ibu sadar di tanyakan dahulu untuk menyusui bayinya pada saat
tersebut.
b)
Persalinan dengan tindakan tanpa narkosa. Persalinan dengan
tindakan tanpa narkosa yang kemungkinan mempunyai pengaruh pada bayi. Dalam hal
ini bayi tidak dapat menyusui secara aktif, oleh Karen itu ASI di beri secara aktif
pasif yaitu dengan pipet atau sendok. Walaupun demikian bila keadaan bayi
memungkinkan untuk di angkat menyusui dini dapat di lakukan seperti biasa.
Pendapat dari pada ahli-ahli kesehatan dan kebiasaan rumah-rumah sakit
mempunyai dampak terhadap pendapat para ibu tentang alternative pemberian susu
kepada bayi. Terutama bagi ibu-ibu yang melahirkan perlu sekali di beri
penyuluhan tentang cara-cara pemberian ASI yang menjamin kelancaran produksi
ASI sejak bayi lahir. Gizi dalam masa kehamilan dan masa nifas sangat penting.
Bukan saja karena makanan yang di peroleh mempengaruhi hasil kehamilan tetapi
juga pada keberhasilan menyusui. Wanita hamil dan nifas atau menyusui membutuhkan
gizi lebih banyak dari pada wanita tidak hamil. Selama kehamilan, terjadi
penyesuaian metabolisme dan fungsi tubuh terutama dalam hal mekanisme dan
pengguanaan energi. Wanita hamil harus betul-betul mendapat perhatian susunan
dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk
pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Berat badan rendah pada bayi dapat di
sebabkan karena seorang tidak lengkap pemeriksaan kehamilannya sehingga tidak
terpantau berat badannya, kadar Hb tidak baik dan konsumsi tablet Fe tidak
cukup seta gizi ibu tidak baik (Arisman, 2010). Kekurangan nutrisi dapat
menyebabkan turunnya kadar hemoglobin (anemia), abortus, perdarahan paska
persalinan sepsis puerperalis. zat-zat yang di perlukan protein, karbohidrat,
zat lemak, mineral, atau bermacam-macam garam terutama kalsium, fosfor dan zat
besi tablet Fe, vitamin dan air di peroleh dari konsumsi makanan setiap
hari.konsumsi makanan adalah jumlah makanan tunggal / beragam yang di makan
oleh seseorang atau kelompok orang dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
fisiologis dan sosiologis. Tujuan konsumsi makanan di tinjau dari aspek gizi
adalah untuk memperoleh sejumlah zat gizi yang di butuhkan oleh tubuh untuk
menilai tingkat konsumsi makan di perlukan suatu baku angka kecukupan gizi yang
di anjurkan ( AKG ) (Arisman, 2010 ).
2.1.3
Pencegahan terjadinya kelainan
persalinan
Di lakukan pemeriksaan saat kehamilan yaitu :
1.
Frekuensi pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali. Frekuensi
pemeriksaan kehamilan di lakukan 4 kali yang terbagi dalam triwulan I,II,III.
Frekuensi ini dapat terjadi bila segalanya normal tanpa adanya resiko dan
frekuensi lebih sering di lakukan pada triwulan III untuk deteksi dini
kehamilan.
2. Frekuensi pemeriksaan kehamilan
optimal 9 kali pemeriksaan kehamilan di lakukan sejak haid terlambat sampai
dengan usia kehamilan 12 minggu satu kali. Pemeriksaan tiap 1 bulan sekali di
lakukan sampai dengan usia kehamilan 36 minggu, sedangkan pemeriksaan kehamilan
36-40 minggu dilakukan setiap 2 minggu
sekali sampai dengan melahirkan pemeriksaan dilakukan satu minggu sekali,
dengan frekuensi demkian adanya penyulit kehamilan dapat di deteksi dan di
atasi sedini mungkin.
3. Frekuensi pemeriksaan kehamilan
ideal. Pemeriksaan kehamilan di lakukan sejak terlambat haid 1 bulan sampai
dengan usia kehamilan 28 minggu di lakukan 1 bulan sekali. Pada usia kehamilan
28-36 minggu pemeriksaan di lakukan setiap 2 minggu sekali dan usia 37 minggu
sampai dengan melahirkan pemeriksaan di lakukan 1 minggu sekali. Pemeriksaan
kehamilan ini yang paling ideal sehingga di harapkan dengan frekuensi seperti
ini penyulit kehamilan dapat terdeteksi dan di atasi sedini mungkin, jadwal
melakukan ANC sebaiknya 12-13 kali selama hamil (Manuaba, 2008).
2.1.4
Teori Prilaku
Prilaku berasal dari kata “peri” dan
“laku” peri berarti cara berbuat kelakuan perbuatan, dan laku berarti
perbuatan, kelakuan, cara menjaankan. Belajar dapat di definisakan sebagai satu
proses dimana suatu organisasi berubah prilakunya sebagaiakibat pengalaman
menurut ( soekidjo notoadmojo), prilaku adalah reaksi atau respon seseorang
yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.
2.1.5
Definisi Pengetahuan
Pentingnya aspek pengetahuan dalam
pertolongan persalinan,kematian ibu melahirkan lebih banyak terjadi karena
perdarahan,maka perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan dengan pengadaan
pelatihan pada para bidan dan ibu-ibu yang akan melahirkan. Faktor- faktor
personal menentukan apa yang diputuskan antaralain kognisi,motif dan sikap,
kognisi dalam hal ini artinya kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki
(Juliwanto,2009).
2.1.6
Definisi Pendidikan
Pendidikan
adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku
positif meningkat, sehingga diharapkan tingkat pendidikan yang tinggi akan
meningkatkan pula wawasan pengetahuannya dan semakin mudah menerima
pengembangan pengetahuan. Pendidikan akan menghasilkan banyak perubahan seperti
pengetahuan, sikap dan perbuatan.
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3. 1
Kerangka
Konsep
Kerangka
konsep merupakan hubungan antara konsep yang dibuat agar dapat dikomunikasikan
dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variable sebagai
pedoman dalam melakukan penelitian.
Variabel
merupakan konsep yang mempunyai nilai bervariasi. Variabel adalah perilaku atau
karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu.
Variabel
Independen (bebas) yaitu variabel yang variasi nilainya dapat mempengaruhi
variabel lain. Sedangkan variable dependen yaitu variabel yang variasi nilainya
dipengaruhi variabel lain.
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
|
|
||||||
|
Variabel yang di
teliti.
Variabel tidak di teliti.
3. 2
Definisi
Operasional
Definisi operasional
adalah definisi yang didasarkan sifat-sifat / hal yang didefinisikan yang dapat
diamati (diobservasi). Definisi Operasional (DO) sangat penting karena akan
menunjuk alat pengumpul data tepat untuk digunakan.
Tabel 3.1 Definisi
Operasional
VARIABEL
|
DO
|
ALAT UKUR
|
CARA
|
KATEGORI
|
SKALA
|
Var. Independen:
pengetahuan
|
Hasil tahu
dari ibu tentang pengertian, tujuan,
dan keputusan memilih penolong persalinan yang benar dan tepat.
|
Kuisioner
|
Daftar
Pertanyaan
|
Baik (76-100%)
Cukup( 56-75%)
Kurang ()<56%)
|
Ordinal
|
pendidikan
|
Pendidikan terakhir yang di tempuh.
|
Kuisioner
|
Daftar
Pertanyaan
|
Tamat SD
2. Tamat SMP
3. Tamat SMA
Tamat PT
|
Ordinal
|
Var. Dependen:
pertolongan
persalinan
|
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan.
|
Kuesioner
|
Daftar
pertanyaan
|
1.
Terlatih
2.
Tidak terlatih
|
Nominal
|
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4. 1
Desain
Penelitian
Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat
deskriptif, dimana pada penelitian ini menjelaskan kejadian pertolongan
persalinan oleh tenaga dukun di desa kubang puji pontang.
4. 2
Tempat
dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan September 2015 di Didesa Kubang Puji Kecamatan Pontang.
4. 3
Populasi
dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah
keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo.2010). Populasi yang akan dijadikan
sebagai objek yang akan di teliti pada penelitian yang akan dilakukan adalah
semua ibu yang melahirkan oleh tenaga non medis di Didesa
Kubang Puji Kecamatan Pontang sebanyak
30 0rang tahun 2015.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik
pengambilan sempel menurut Arikunto bahwa “Apabila populasi kurang dari 100,
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi,
selanjutnya jika populasi besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau
lebih (Arikunto, 2006). Metode yang akan di gunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan metode total populasi sampling.
4. 4
Metode
dan Teknik Pengumpulan Data
Data
primer adalah data yang langsung didapat oleh peneliti dari responden melalui lembar kuisioner yang dilakukan pada
sampel penelitian sebanyak 30 orang rumah tangga di Didesa Kubang Puji
Kecamatan Pontang tahun 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah kuesioner
dengan teknik menjawab daftar pertanyaan.
4. 5
Teknik
Pengolahan Data
Setelah
terkumpul data melaui lembar kuisioner, kemudian dilakukan pengolahan data
melalui bebrapa tahapan, yaitu:
4.5.1 Editing
Dilakukan
untuk memeriksa kembali data yang diperoleh apakah jawaban kuesioner telah
lengkap, jelas, relevan, dan konsisten sehingga dapat dihasilkan data yang
lebih akurat untuk mengelola data selanjutnya.
4.5.2. Mengcoding
Mengkode
data, bertujuan mengantisipasi data kualitatif dan membedakan aneka karakter.
Pemberian kode ini diperlukan terutama dalam pengelolaan data.
4.5.3
Entri
data
Data yang telah
dikumpukan kemudian dimasukan ke dalam komputer.
4.7 Analisa Data
Analisa
data dilakukan setelah semua kegiatan pengumpulan data dan pengolahan data
selesai dilakukan. Analisa data pada penelitian menggunakan analisa univariat,
analisa ini digunakan untuk menjelaskan variabel independen dan dependen tanpa
menghubungkan antara dua variabel tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar